Sydney, 21 Muharram 1437/3 November 2015 (MINA) – Penyerbuan polisi Sydney terhadap sebuah lokasi pemotretan Hijab House yang terkenal, telah memicu kemarahan dan kritik di media sosial.
Penyerbuan polisi terhadap lokasi itu terjadi karena polisi mengira pakaian putih dan merah muda yang ada di tempat pemotretan sebagai “bendera Islam”.
“Saya masih bingung, bagaimana polisi bisa salah dengan menilai pakaian biasa sebagai bendera,” kata pemilik label Sydney Hijab House, Tarik Houchar, The Daily Mail melaporkan.
“Saya sedih dengan semua ini. Kami pasti menjadi sasaran karena kami memiliki model yang ada di jilbab,” katanya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Insiden itu terjadi pada Senin ketika sedikitnya lima petugas membubarkan pemotretan fashion di luar museum pangkalan militer Victoria Barracks, sebelah barat Sydney, The Australian melaporkan.
Houchar yang tinggal di Sydney menyatakan, petugas meminta kelompok untuk melepas pakaian yang telah tergantung.
Kepolisian New South Wales mengatakan, mereka mendekati kelompok pemotretan, termasuk penata gaya dan fotografer, lalu menurunkan benda-benda yang ada di tempat pemotretan.
Houchar mempertanyakan cara petugas yang menurutnya “mengintimidasi”, On Islam melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Merasa ditargetkan, Houchar memposting kritikannya kepada polisi di Facebook karena telah merusak pemotretannya yang berskala kecil, indah dan damai.
“Jadi rupanya di Australia modern sekarang mengklasifikasikan perang / kultus terhadap asesoris,” tulisnya setelah berbagi gambar dari beberapa pakaian yang tergantung di pagar lokasi pemotretannya.
“Anda mungkin harus berhenti menggantung pakaian Anda di tali jemuran, Anda akan mendapati polisi menyambarnya di atas halaman Anda,” tulis Houchar.
Warna putih dan pakaian pink dari Hijab House adalah bagian dari pola baris dari produk yang baru dirilis.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon
Hijab House digambarkan sebagai salah satu merek fashion hijab terbesar di dunia yang menawarkan penampilan terbaru untuk hijaber muda.
Didirikan pada 2011, label busana ini sudah memiliki lebih 120.000 pengikut Instagram dan lebih dari 270.000 di Facebook. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang