Oleh Bahron Ansori, Wartawan MINA
Allah Ta’ala menjadikan sepasang suami istri untuk saling melengkapi satu sama lain. Selain menunaikan kewajiban secara adil di antara keduanya juga berusaha untuk saling mengingatkan agar bisa saling nasehat menasehati. Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya tentang kewajiban seorang istri yang harus ia lakukan kepada suaminya.
Jika sebelumnya, kewajiban terhadap suami yang ke sembilanbelas adalah tidak meminta talak tanpa alasan yang benar kepada suami, maka yang selanjutnya adalah sebagai berikut.
Duapuluh, neraka seorang istri adalah keingkarannya kepada suami. Inilah kewajiban selanjutnya bagi seorang istri. Ia harus berusaha untuk tidak mengingkari semua kebaikan yang diberikan dari suaminya.
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Diperlihatkan kepadaku neraka dan aku dapati kebanyakan penghuninya adalah para wanita yang ingkar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya, “Apakah mereka ingkar kepada Allah? Nabi bersabda, “Mereka ingkar kepada suaminya dan ingkar kepada kebaikan suaminya. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang mereka (istri-istrimu) selama satu tahun, kemudian wanita tersebut melihat satu kejelekan darimu, maka ia akan berkata: “Aku tak pernah melihat engkau berbuat baik sedikitpun.” (HR. Bukhari nomor 1052, Muslim nomor 907).
Duapuluhsatu, dilarang menolak ajakan suami. Istri yang baik salah satu cirinya senantiasa memenuhi ajakan suaminya ketika suaminya memanggil dan memintanya ke tempat tidur. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهَا فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.” (HR. Muslim no. 1436).
Dalam hadis di atas dikatakan dengan tegas, siapapun istri yang menolak panggilan suaminya untuk tidur, maka saat suaminya marah dan tidak ridho kepada dirinya, penduduk langit akan melaknat dan murka kepada istri tersebut.
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa
Duapuluhdua, menjaga perasaan suami. Hal penting yang juga harus diperhatikan seorang istri adalah bagaimana ia mampu menjaga perasaan suaminya agar tidak tersakiti. Terkait dengan hal ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
عن المغيرة قال قال سعدبن عبادة
لو رأيت رجلا مع امرأتي ضربته باالسيف غير مصفح فبلغ ذلك النبي صلي الله عليه وسلم فقال أتعجبون من غيرة سعد ؟ لأنا أغير منه والله أغير مني رواه البخاري ومسلم
Dari Al-Mughirah, ia berkata, berkata Sa’ad bin Ubadah, “Kalau aku melihat istriku bersama laki-laki lain, niscaya laki-laki itu aku pukul dengan pedang tanpa ampun! Perkataan Sa’ad itu sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam. Beliau kemudian bersabda, “Apakah kamu seklian kagum terhadap rasa cemburu Sa’ad ? Sungguh, aku lebih pencemburu disbanding Sa’ad dan Allah swt lebih pencemburu disbanding aku.” (HR Bukhari dan Muslim).
Duapuluhtiga, laknat Allah. Jangankan laknat Allah, laknat manusia saja seharusnya sudah bisa membuat orang untuk merasa takut. Kewajiban seorang istri satu di antara sekian banyak adalah bagaimana ia mampu untuk tidak membuat suaminya melaknatnya. Jangankan melaknat, membuat hati suaminya merasa sedih saja sudah berdosa bila ia tidak segera meminta maaf kepada suaminya.
Allah Ta’ala melaknat seorang istri karena ia menantang perintah atau ajakan suaminya. Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ تَعَالى عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللّه صَلَى اللّه عَلَيْهِ وَآلِهِ وصَحْبِه وَسَلَمْ قَالَ;
((إِذَا بَاتَتِ المَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَا شَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا المَلَٰائكة حَتَى تَرْجِعَ)) ۔رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Jika seorang istri berpisah kasur dengan suaminya, malaikat melaknatnya sampai dia pulang.” (H.R Bukhari & Muslim)
Satu di antara sekian banyak dari urusan rumah tangga seorang Muslim yang bisa menjadi masalah dalam keluarga adalah saat kebutuhan seorang suami tidak terpenuhi ketika ia berharap dari istrinya agar bisa memahaminya. Laknat para malaikat akan datang untuk seorang istri yang berat ketika suaminya meminta istri datang.
Duapuluhempat, bertanggung jawab terhadap rumahnya. Apa jadinya bila kewajiban seorang istri untuk merawat rumah dan segala isinya tidak dilakukan? Padahal sejatinya kewajiban istri adalah merapihkan rumah dan segala isinya agar rumahnya menjadi terasa nyaman dan setiap anggota keluarga terutama suaminya merasa betah tinggal di rumah. Istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan ia bertanggungjawab penuh untuk rumah suaminya.
Tentang tanggung jawab seorang istri atas rumah suaminya ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Dan wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari nomor 893)
Duapuluhlima, tidak membuka penutup kepala di luar rumah suami. Kewajiban istri kepada suaminya juga adalah tidak membuka penutup kepala di luar rumah. Karena berjilbab adalah kewajiban syariat untuk seorang wanita Islam, maka tentu saja membuka kepala juga adalah hal yang dilarang.
Dari ‘Aisyah, Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda yang artinya, “Seorang istri yang membuka kain (kepalanya) diluar rumah suaminya, maka berarti ia telah mengoyak tabir yang mendinding dirinya dengan Allah SWT.” (HR. Ahmad).
Duapuluhenam, tidak kufur terhadap suami. Haram bagi seorang istri untuk mengufuri suaminya. Selain menjadi kewajiban untuk tidak mengufuri suami, seorang istri juga harus banyak belajar tentang hal apa dan seperti apa yang bisa membuatnya jatuh dalam hukum mengufuri suaminya.
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda yang artinya, “Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, disebabkan mereka kufur“. Ditanyakan: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau bersabda: “Mereka kufur kepada suami, kufur terhadap kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata: ‘Aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu.“ (HR : Bukhari dan Muslim).
Demikian beberapa kewajiban yang harus dilakukan seorang istri kepada suaminya. Insya Allah jika kewajiban-kewajiban di atas bisa diamalkan oleh seorang istri, maka ia akan semakin dicintai dan disayangi oleh suaminya, wallahua’lam. (A/RS3/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh