Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serikat Usaha Muhammadiyah Adakan Saladin Camp Pembebasan Baitul Maqdis

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 1 Mei 2024 - 07:31 WIB

Rabu, 1 Mei 2024 - 07:31 WIB

33 Views

Yogyakarta, MINA – Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) mengadakan Saladin Camp untuk Pembebasan Baitul Maqdis, di Madina Inn Jl Taman Siswa Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), selama lima hari mulai Selasa, 30 April sampai Sabtu, 4 Mei 2024.

Sekretaris Jenderal SUMU Ghufron Mustaqim dalam sambutan pembukaan, Selasa (30/4) mengatakan Camp Saladin diselenggarakan dalam rangka mengkaji ilmu, strategi dan peran umat Islam dalam pembebasan Baitul Maqdis berdasarkan referensi Al-Quran, Al-Hadits dan sejarah Islam.

Ghufron menambahkan, Camp Saladin dengan menghadirkan Syaikh Prof. Dr. Abdullah Al-Fattah El-Uwaisi, akademisi kelahiran Baitul Maqdis, yang menjadi guru besar pertama Studi Baitul Maqdis di Inggris.

Dia berharap dengan Camp Saladin ini akan tumbuh keberkahan buat kalangan akademisi, mahasiswa, asatidz, pengusaha, profesional dan aktivis, dengan mengaitkan setiap pekerjaannya dengan pembebasan Baitul Maqdis.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

“Baitul Maqdis adalah barometer naik turunnya peradaban dunia. Ada korelasi yang sangat kuat antara penguasa Baitul Maqdis dengan penguasa peradaban dunia. Siapa yang berkuasa di Baitul Maqdis, ia akan menguasai dunia,” ujar Ghufron, yang juga Co-founder dan CEO Evermos (Every Need for every Moslem, platform).

“Seharusnya umat Islam sebagai khalifah fil ardh menyiapkan diri dengan ilmu untuk membangun peradaban dunia. Karena peradaban dunia berpusat di Baitul Maqdis, maka ilmu tentang Baitul Maqdis juga harus dikuasai oleh umat Islam, termasuk oleh para aktivis, akademisi dan pengusaha,” ujarnya di hadapan sekitar 40 peserta dari berbagai profesi dan daerah.

“Khusus untuk para pengusaha, jika tidak tidak memiliki keterkaitan dengan pembebasan Baitul Maqdis, maka ia hanya akan menjadi pengusaha kelas tiga, yang hanya memikirkan usahanya, masa depan keluarganya, dan dunianya, tanpa mengaitkannya dengan pembebasan Baitul Maqdis,” lanjutnya.

Saladin Camp yang terbagi ke dalam sembilan sessi, juga diikuti delegasi dari Lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) berpusat di Bogor dan jurnalis Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) Jakarta.

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda