Yogyakarta, MINA – Ulama terkemuka Palestina, Prof. Dr. Abdullah Al-Fattah El-Uwaisi, menekankan penyusunan dan pemberlakuan kurikulum di lembaga-lembaga penddikan tentang Baitul Maqdis sangat penting untuk pembebasan kiblat pertama umat Islam tersebut.
“Kurikulum pembelajaran tentang Baitul Maqdis bagi generasi penerus hingga perguruan tinggi sangat penting karena pembebasannya menjadi tanggung jawab bersama,” ujar Prof. El-Uwaisi pada acara Saladin Camp untuk Pembebasan Baitul Maqdis yang diselenggarakan oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) di Madina Inn Kota Yogyakarta, Selasa (30/4).
Menurutnya, kebanyakan umat Islam saat ini sedang terjajah oleh pola pikir Barat yang menjurus pada individualisme, cinta dunia berlebihan, fanatisme golongan dan terpecah belah, sehingga tidak terpikirkan bagaimana secara keilmuan membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan zionis Israel, ujar Penulis Buku Roadmap Nabawiyyah Pembebasan Baitul Maqdis tersebut.
Maka, penjajahan intelektual itu harus dibebaskan terlebih dahulu sebelum pembebasan Baitul Maqdis, ujar Prof. El-Uwaisi yang membuka Jurusan Studi Baitul Maqdis di berbagai perguruan tinggi di Turki, Malaysia, Inggris dan Afrika.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Ia menekankan, Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, sebenarnya punya potensi untuk pembebasan Baitul Maqdis. Namun dari ratusan juta penduduk Indonesia, adakah kurikulum Al-Quds di lembaga-lembaga pendidikannya? Di universitas-universitasnya atau di sekolah-sekolahnya. Padahal lembaga Pendidikan merupakan media yang sangat strategis membebaskan akal muslim dari penjajahan intelektual.
Ulama yang memperoleh gelar doktor di Universitas Exeter Inggris ini mencontohkan, ketika umat Islam sepakat Baitul Maqdis itu sangat penting, tapi ketika ditanya pengetahuan tentang Baitul Maqdis, mereka banyak yang tidak tahu.
“Ini pentingnya kurikulum tentang Baitul Maqdis di kampus-kampus, kamp-kamp daurah, dan sosialisasi Baitul Maqdis perlu terus digencarkan di segala lapisan masyarakat dan tingkatan umur. Mengingat zionis secara gencar terus-menerus menyebarkan informasi-informasi menyesatkan tentang Baitul Maqdis,” katanya.
Saladin Camp yang diikuti sekitar 40 peserta dari berbagai profesi dan daerah, belangsung selama lima hari, mulai Selasa, 30 April sampai Sabtu, 4 Mei 2024. []
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Mi’raj News Agency (MINA)