HAMPIR 1.000 personel israel/">Angkatan Udara Israel, termasuk mantan pejabat senior dan prajurit cadangan aktif, menerbitkan surat terbuka pada 10 April 2025 yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan pemulangan sandera Israel.
Dalam surat tersebut, mereka menyatakan bahwa perang saat ini lebih melayani kepentingan politik dan pribadi daripada keamanan nasional. Mereka menekankan bahwa kelanjutan perang tidak berkontribusi pada tujuan yang dinyatakan dan akan menyebabkan kematian para sandera, tentara Israel, dan warga sipil yang tidak bersalah, serta mengurangi pasukan cadangan IDF.
Para personel AU Israel juga memperingatkan bahwa setiap hari yang berlalu membahayakan nyawa para sandera. Mereka menekankan bahwa hanya kesepakatan yang dapat membawa kembali para sandera dengan aman, sementara tekanan militer terutama mengarah pada pembunuhan para sandera dan membahayakan prajurit.
Menanggapi surat tersebut, Kepala Staf Angkatan Darat Israel Eyal Zamir dan komandan israel/">Angkatan Udara Israel Mayor Jenderal Tomer Bar mengumumkan keputusan mereka untuk memberhentikan prajurit cadangan tugas aktif dari dinas militer. Meskipun demikian, hanya 25 dari 970 prajurit cadangan israel/">Angkatan Udara Israel yang menandatangani surat tersebut, yang menyetujui pencabutan.
Baca Juga: Banyak Orang Tewas Di Gaza Karena Sistem Kesehatan “Benar-benar” Lumpuh
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendukung keputusan militer untuk memberhentikan para penandatangan surat dari dinas cadangan. Ia menyatakan bahwa ekspresi yang melemahkan IDF dan memperkuat musuh selama masa perang tidak dapat dimaafkan. Netanyahu menyebut para penandatangan sebagai kelompok marginal dan ekstremis yang mencoba memecah masyarakat Israel dari dalam dan menjatuhkan pemerintah.
Sebelumnya, pada November 2023, ribuan tentara Israel dilaporkan mangkir saat dipanggil untuk menjalankan serangan ke Gaza. Sebagai respons, IDF menyiapkan hukuman penjara yang lebih ketat untuk memaksa para prajurit itu terjun ke medan tempur.
Selain itu, sekitar 200 tentara Israel menandatangani surat yang menyatakan mereka akan berhenti bertempur jika pemerintah tidak menyetujui gencatan senjata. Penolakan mereka terjadi di saat tekanan meningkat pada Israel dan Hamas untuk mengakhiri pertempuran.
Data dari militer Israel menunjukkan bahwa jumlah tentaranya yang cacat telah melampaui 70.000 personel, termasuk sekitar 8.000 tentara yang mengalami luka-luka sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Sekitar 35 persen dari mereka mengalami masalah kesehatan mental, sedangkan 21 persen lainnya mengalami cedera fisik.
Baca Juga: Manisan Idul Fitri di Damaskus: Kembalinya Aroma Ma’amoul Setelah 14 Tahun
Laporan media lokal Israel Channel 7 mengonfirmasi bahwa angka tersebut sedang menerima perawatan di departemen rehabilitasi pada Kementerian Pertahanan Israel. Disebutkan juga bahwa sekitar 20 persen di antaranya mengalami reaksi mental dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Menurut analisis yang dilakukan oleh para spesialis, sekitar 40 persen korban luka yang akan dirawat di rumah sakit pada akhir tahun ini kemungkinan menghadapi berbagai reaksi mental, termasuk kecemasan, depresi, stres pasca-trauma, dan kesulitan dalam adaptasi dan komunikasi.
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan bahwa hampir 1.000 personel israel/">Angkatan Udara Israel menerbitkan surat pada 10 April 2025 yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan memulangkan sandera Israel dari sana.
Para personel AU Israel menyatakan bahwa kelanjutan perang tidak berkontribusi pada tujuan yang dinyatakan dan akan menyebabkan kematian para sandera, tentara Israel, dan warga sipil yang tidak bersalah, serta mengurangi pasukan cadangan IDF.
Baca Juga: Pesona Spiritual Masjid Agung At-Taqwa, Aceh Tenggara
Mereka juga memperingatkan bahwa setiap hari yang berlalu membahayakan nyawa para sandera dan menekankan bahwa hanya kesepakatan yang dapat membawa kembali para sandera dengan aman.
Menanggapi hal itu, Kepala Staf Angkatan Darat Israel Eyal Zamir dan komandan israel/">Angkatan Udara Israel Mayor Jenderal Tomer Bar mengumumkan keputusan mereka untuk memberhentikan prajurit cadangan tugas aktif dari dinas militer. Meskipun demikian, hanya 25 dari 970 prajurit cadangan israel/">Angkatan Udara Israel yang menandatangani surat tersebut, yang menyetujui pencabutan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendukung keputusan militer untuk memberhentikan para penandatangan surat dari dinas cadangan dan menyebut mereka sebagai kelompok marginal dan ekstremis.
Sebelumnya, pada November 2023, ribuan tentara Israel dilaporkan mangkir saat dipanggil untuk menjalankan serangan ke Gaza, dan IDF menyiapkan hukuman penjara yang lebih ketat untuk memaksa para prajurit itu terjun ke medan tempur.[]
Baca Juga: Indahnya Merayakan Idul Fitri di Dukuh Sambungkasih, Ketika Maaf Menjadi Bahasa Universal
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mengenal Tradisi Idul Fitri di Berbagai Negeri: Harmoni dalam Keberagaman