Amsterdam, MINA – Setelah aksi hooliganisme Israel di Amsterdam pekan lalu, pengadilan Belanda justru melarang aksi protes pro-Palestina.
Larangan itu terlihat saat polisi bergerak mendekati sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina di pusat kota Amsterdam, Ahad (10/11). TRT World melaporkan.
Polisi dengan perlengkapan anti huru hara bergerak mendekati para pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan mengangkat plakat di Dam Square.
Beberapa hari sebelumnya hooligan suporter sepak bola Israel melakukan aksi kekerasan dengan menargetkan simbol-simbol Palestina, yang memicu ketegangan di Amsterdam.
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
Hakim-hakim Belanda menolak permintaan untuk demonstrasi pro-Palestina di Amsterdam.
Gelombang kekerasan meletus pada Kamis malam di Amsterdam, ketika para pendukung klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv menyerbu kota itu, merobek bendera Palestina di properti pribadi warga dan meneriakkan slogan-slogan yang menghasut, menurut laporan.
“Wali Kota telah memutuskan dengan tepat bahwa akan ada larangan berdemonstrasi di kota ini akhir pekan ini,” kata pengadilan mengumumkan di X.
Oleh karena itu, pengadilan “menolak permintaan protes oleh aktivis pro-Palestina,” kata pengadilan.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Insiden yang terjadi sebelum dan sesudah pertandingan Maccabi melawan Ajax, telah memicu kemarahan yang meluas, dengan laporan tentang fans Israel yang bentrok dengan penonton, merusak properti, dan membakar bendera Palestina.
Video yang dibagikan secara luas di media sosial menggambarkan penggemar Maccabi tidak hanya merusak properti pribadi, tetapi juga menyerang pengemudi taksi lokal dan bahkan berhadapan dengan petugas penegak hukum.
“Banyak video yang beredar tentang preman sepak bola Israel yang merusak properti di Amsterdam, menyerang polisi dan penonton, dan merobek bendera Palestina,” kata Max Blumenthal, editor The Grayzone News, Jumat (8/11).
Setelah itu, kelompok fasis tersebut berlakon sebagai korban, yang didukung oleh media-media pendukung Israel dengan memberitakan bahwa mereka menjadi korban penyerangan anti-semitisme. []
Baca Juga: Lebih dari 10.000 Warga Israel Bermigrasi ke Kanada Sejak Awal Tahun Ini
Mi’raj News Agency (MINA)