Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Beras, Harga Kedelai Ikut Naik

Zaenal Muttaqin - Rabu, 13 September 2023 - 17:52 WIB

Rabu, 13 September 2023 - 17:52 WIB

11 Views

Harga kedalai naik terpengaruh oleh fluktuasi harga kedelai global dan nilai tukar rupiah (Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Setelah harga beras, kini menyusul harga kedelai ikutan naik. Kenaikan kedelai ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga kedelai global dan nilai tukar rupiah.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, dua faktor tersebut berpengaruh lantaran pemenuhan kebutuhan kedelai Indonesia masih sangat bergantung dari impor.

“Begitu kita mengimpor dan ketergantungan impor lebih dari 90 persen, maka angkanya ikut impor,” kata Arief saat meninjau Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (13/9).

Menurutnya, begitu nilai tukar rupiah terhadap dolar berada di angka Rp15.300 hingga Rp15.400, maka harga kedelai akan naik signifikan.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

“Currency rate tahun lalu itu Rp13.500, Rp13.000. Dulu ingat nggak [harga kedelai] masih Rp12.000 atau Rp12.500,” ujarnya.

Kata dia, saat inikebutuhan kedelai dalam negeri tercatat mencapai 3 juta ton.

Arief mengatakan, adanya rekomendasi teknis dari Kementerian teknis bertujuan agar kementerian tersebut dapat mengatur berapa banyak kedelai yang harus diimpor dan berapa banyak yang dikembangkan untuk kemudian ditanam di Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Juli 2023, sebanyak 1,62 juta ton kedelai diimpor dari sejumlah negara, seperti Vietnam, Amerika Serikat, Inggris, Thailand, Jepang, China, dan Kanada.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Jika melihat pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia melakukan impor sebanyak 5,17 juta ton kedelai pada 2018.

Jumlahnya naik menjadi 5,34 juta ton pada 2019 dan turun menjadi 3,59 juta ton pada 2020. Kemudian pada 2021, jumlahnya meningkat menjadi 5,69 juta ton, lalu kembali turun menjadi 2,61 juta ton pada 2022.

Adapun, harga kedelai biji kering (impor) naik 0,54 persen menjadi Rp13.010 per kilogram di tingkat pedagang eceran menurut data Panel Harga Bapanas, Rabu (13/9).

Harga kedelai tertinggi terjadi di Maluku, yakni sebesar Rp16.960 per kilogram sedangkan harga terendah sebesar Rp10.860 per kilogram di D.I. Yogyakarta. (T/B04/P2)

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
MINA Preneur