Washington, 3 Sya’ban 1436/21 Mei 2015 (MINA) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyetujui kesepakatan penjualan paket senjata AS untuk Israel senilai 1,8 miliar Dolar AS (sekitar Rp 23,4 triliun), Pentagon mengumumkan pada Rabu (20/5).
Times of Israel menyebutkan, kesepakatan itu mencakup sistem senjata yang melekat pada bom jet tempur Angkatan Udara dengan menggunakan GPS (Global Positioning System), sebuah sistem menentukan letak target di permukaan bumi dengan bantuan sinyal satelit.
Selain itu, AS juga menyediakan paket 8.000 bom jenis MK-82 dan MK-83, serta lebih dari 4.000 bom kecil, dengan berat masing-masing 110 kg, yang dinilai cocok untuk senjata serangan langsung.
Angkatan Udara Israel juga akan menerima 50 bunker anti-bom, 3.000 rudal hellfire yang ditembakkan dari Helikopter Apache.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Rudal jenis ini adalah bagian dari pengiriman yang ditangguhkan selama perang musim panas lalu di Gaza.
Seorang sumber di Departemen Pertahanan Israel mengatakan, ia optimis bahwa senjata akan sampai melalui pengiriman yang akan berlangsung segera.
Skala besar dari kesepakatan menunjukkan bahwa itu dimaksudkan untuk mengisi amunisi persenjataan Israel, setelah perang Gaza pada musim panas lalu.
The Jerussalem Post menyebutkan, kesepakatan untuk meningkatkan kemampuan sistem yang ada, dan membuat lebih mudah bagi pasukan AS dan militer Israel untuk bekerja sama.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Pengiriman bantuan militer AS tersebut, menurut rencana akan disampaikan dalam Kongres AS, November 2016.
Pentagon mengatakan kesepakatan itu merupakan manifestasi dari komitmen AS untuk keamanan Israel dan senjata-senjata tersebut akan mendukung kemampuan pertahanan Israel.
“Amunisi ini akan memungkinkan Israel untuk mempertahankan kemampuan operasional sistem yang ada dan akan meningkatkan kerjasama militer Israel dengan Amerika Serikat,” kata pernyataan itu. (T/P4/R05)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)