Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seuntai Nasihat Rasulullah di Akhir Ramadhan

Insaf Muarif Gunawan - Rabu, 12 April 2023 - 17:40 WIB

Rabu, 12 April 2023 - 17:40 WIB

10 Views

Oleh: Ansaf Muarif Gunawan, Wartawan Kantor Berita MINA

Alhamdulillah. Kita memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Ada amalan sunnah yang sering dilakukan oleh Rasulullah  Shallallahu Alaihi Wasallam pada saat tersebut. Maka 10 hari di akhir Ramadhan adalah momen yang baik untuk memperbanyak beramal karena keistimewaannya di sisi Allah dan Rasulullah.

Nabi Muhammad  Shallallahu Alaihi Wasallam dikenal sebagai uswatun hasanah (suri teladan) bagi seluruh umat Islam.

Baca Juga: Palestina Pasca “Deklarasi Beijing”

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman Q.S. Al-Ahzab [33]: 21.

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…..”

Untuk itu Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam juga mencontohkan kepada umat Muslim agar lebih semangat beramal shaleh dan beribadah di akhir-akhir Ramadhan. Baik amalan itu perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib maupun sunnah.

Baca Juga: Nobar Film Hayya, Solidaritas dari Ponpes Al-Fatah Lampung untuk Palestina

Contoh amal yang wajib kita kerjkan bahkan kita harus tingkatkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan, puasa, puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja. Akan tetapi puasa yang berkualitas, tentunya mencontoh apa yang ada di dalam Al-Quran dan Al-Hadis.

Selanjutnya menjaga shalat lima waktu, jauh sebelum waktu kita sudah berada di masjid, jangan sampai adzan dikumandangkan oleh muadzin kita berleha-leha, bersantai-santai bahkan pada umumnya banyak orang meninggalkan shalat lima waktu. Naudzubillah Min Zalik.

Berbakti kedua orang tua. Hukum mentaati kedua orangtua adalah wajib atas setiap muslim dan haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai dan menyakiti orang tua.

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman Q.S. Al-Ahqaf ayat 15.

Baca Juga: Selamat atas Rekonsilisasi Antar Faksi Palestina

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَٲلِدَيۡهِ إِحۡسَـٰنًا‌ۖ

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,”

Amal yang wajib harus kita lakukan pada bulan Ramdhan ini adalah berbakti kepada orang tua, kemudian amalan yang wajib lainya adalah Zakat fitrah merupakan amalan yang dilaksanakan sebelum salat Idul Fitri pada keesokan harinya. Zakat fitrah merupakan zakat yang diwajibkan kepada setiap umat muslim sebagai santunan kepada orang-orang miskin, juga sebagai tanda berakhirnya bulan Ramadan dan sebagai penyempurna ibadah puasa yang telah dijalankan dan lain sebagainya.

Adapun amalan sunah yang bisa kita lakukan di akhir Ramadhan adalah mengahirkan sahur, bersegera berbuka apabila sudah waktunya, shalat terawih, shalat malam, baca Al-Quran, itikaf dan masih banyak lagi amalan sunah yang bisa kita kerjakan di 10 hari terakhir Ramadhan.

Baca Juga: Pengaruh Amal Saleh 

Ada dua alasan kenapa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lebih  bersungguh-sungguh, semangat untuk beramal di akhir-akhir Ramadhan. Karena yang pertama, karena setiap amalan dinilai dari akhirnya. Kedua, supaya mendapati lailatul qadar.

Lailatul qodar adalah Ibadah sunnah di bulan Ramadhan nilai pahalanya sama dengan nilai pahala ibadah fardhu di luar bulan Ramadhan. Ibadah fardhu di bulan Ramadhan, nilai pahalanya dilipat gandakan 70 kali dibanding ibadah fardhu di luar bulan Ramadhan. Barangsiapa melaksanakan ibadah tepat pada malam Lailatul Qadar, maka nilai pahalanya lebih baik dari pada melaksanakan ibadah selama 1000 (seribu) bulan atau sekitar 83 tahun di luar malam Lailatul Qadar.

Ketahuilah, 10 hari terakhir Ramadhan adalah penentuan apakah amalan yang kita lakukan selama di bulan Ramadhan baik atau buruk amalan kita selama Ramadhan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda.

Baca Juga: Deklarasi Beijing Untuk Rekonsiliasi Nasional Palestina

وَإِنهمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

Dan hanyalah amalan itu tergantung pada penutupnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Yang menjadi ukuran adalah sempurnanya penutupan, bukan kurangnya permulaan.” Dan Ibnu Rajab rahimahullah berkata,  “Wahai hamba-hamba Allah, sungguh bulan Ramadhan telah bertekad untuk pergi, dan tidak tersisa waktunya kecuali sedikit, maka siapa yang telah berbuat baik di dalamnya hendaklah ia sempurnakan, dan siapa yang telah menyia-nyiakannya hendaklah ia menutupnya dengan amalan yang lebih baik.”

Untuk itu, marilah kita lebih Serius dalam Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan bagaimana yang dicontohkan oleh Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sambdanya:

Baca Juga: Memahami Konsep Hijrah Zaman Now

إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

 “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (H.R. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Hadits di atas menunjukkan keutamaan beramal sholih di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini mencakup shalat, dzikir, dan tilawah Al Qur’an.

Hadits tersebut juga menunjukkan anjuran membangunkan keluarga yaitu para istri supaya mendorong mereka melakukan shalat malam. Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Baca Juga: Perlindungan Anak dalam Perspektif Agama Islam

Membangunkan keluarga di sini merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga untuk hari-hari lainnya. Karena keutamaannya disebutkan dalam hadits yang lain.

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ

Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari melakukan shalat mala, lalu ia membangungkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada wajahnya.” (HR. Abu Daud no. 1308 dan An Nasai no. 1148).

Sufyan Ats Tsauri berkata, “Aku sangat suka pada diriku jika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam hari dengan ibadah, lalu membangunkan keluarga untuk shalat jika mereka mampu.”

Baca Juga: Islam Mengatur Peperangan, Membangun Perdamaian

Semoga Allah memberikan kemudahan dan kita bersemangat dalam ibadah di akhir-akhir Ramadhan serta mendapatkan malam kemulian yaitu lailatur qodar ibadah sehari lebih baik daripada seribu bulan. Amiin.

(A/R8/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Itrek, Organisasi yang Membiayai Perjalanan Oknum Nahdliyin ke Israel

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Tausiyah
Kolom
Khutbah Jumat