Yerusalem, MINA – Mufti Besar Yerusalem dan Imam Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, pada Selasa (17/7) mengatakan bahwa pendudukan Israel mengeksploitasi perang dengan Iran dan genosida di Jalur Gaza, untuk memperketat kontrol atas Masjid Al-Aqsa.
Sheikh Sabri mengatakan, pendudukan memberlakukan pembatasan lebih lanjut, dalam sebuah “serangan terang-terangan” terhadap hak umat Islam untuk beribadah dan upaya baru untuk memaksakan kedaulatan Israel atas masjid suci tersebut. Middle East Monitor melaporkan.
Sejak dimulainya agresi di Gaza, para pemukim Israel telah meningkatkan serangan mereka ke Masjid Al-Aqsa sementara otoritas Israel memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada Departemen Wakaf Islam untuk melemahkan peran Yordania dalam mengawasi masjid tersebut.
“Kota Suci itu sepenuhnya dikepung, dan Masjid Al-Aqsa telah menjadi sasaran pengepungan ketat sejak pecahnya agresi di Gaza,” kata Sheikh Sabri dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa pendudukan Israel sedang menjalankan kebijakan sistematis untuk mengusir kaum muda dan jamaah dari tempat-tempat suci.
Baca Juga: Perbaikan Kerusakan Pemukiman di Tel Aviv Perlu Waktu Lima Tahun
Ia menjelaskan, tindakan pendudukan Israel bertujuan untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa yang telah ada sejak 1967 dan memaksakan kendali penuh Israel atasnya, sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk meyahudikan kota Yerusalem dan mengubah karakter bangunan bersejarah dan tempat-tempat sucinya.
Ia menganggap praktik tersebut sebagai “penyeberangan garis merah yang berbahaya”, pelanggaran yang jelas terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa, dan provokasi langsung terhadap sentimen jutaan umat Muslim di seluruh dunia.
Sheikh Sabri memperingatkan bahwa kelompok-kelompok Yahudi ekstremis saat ini sedang bersiap untuk mengorganisir pawai provokatif di dalam Kota Tua dan serangan massal ke kompleks Masjid Al-Aqsa bertepatan dengan hari raya Yahudi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina di Israel Dilarang Masuk Bunker Perlindungan Bom