Kuala Lumpur, MINA – Sidang Organisasi Antar Parlemen ASEAN (AIPA) ke-39 di Singapura akhirnya mengangkat isu Rohingya setelah sempat mendapat penolakan dari perwakilan Myanmar.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf mengatakan persoalan ini berhasil menjadi pembahasan setelah Indonesia mengancam walk out.
Akhirnya negara-negara ASEAN seperti Thailand, Laos, Kamboja, dan Malaysia menyetujui.
“Flora dan fauna saja mendapat perlindungan, apalagi manusia. Masyarakat Rohingya harus dilindungi. Isu ini tidak terkait dengan sentimen agama,” tegas Nurhayati, Rabu (5/9).
Baca Juga: Mamdani Siap Berdialog dengan Trump, Asalkan Tak Rugikan Warga
Nurhayati mengatakan persoalan Rohingya harus menjadi fokus karena dalam sidang AIPA sebelumnya di Filipina, hal tersebut tidak masuk dalam pembahasan.
“Demokrasi yang diberlakukan di suatu negara harus melindungi kaum minoritas dan menghargai kaum mayoritas,” terang Nurhayati.
Nurhayati menambahkan, keberhasilan delegasi DPR RI mengusulkan pembahasan isu Rohingya di sidang AIPA, merupakan perjuangan bersama dalam melakukan diplomasi parlemen.
“Diplomasi ini juga seirama dengan diplomasi pemerintah yang saat ini sedang memperjuangkan perlindungan etnis Rohingya,” kata Nurhayati.
Baca Juga: Trump Ancam Potong Dana Pemerintah Federal ke New York setelah Kemenangan Mamdani
Sidang AIPA akan melahirkan resolusi terhadap etnis Rohingya yang banyak hidup di pengasingan. (T/R03/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Topan Kalmaegi Hantam Filipina, Sedikitnya 85 Tewas dan 75 Hilang
















Mina Indonesia
Mina Arabic