Gaza, MINA – Juru bicara gerakan perlawanan Palestina Hamas Hazem Qasem memuji sikap Kepala Otoritas Kebudayaan dan Purbakala Bahrain, Shaikha Mai Bint Mohammed Al-Khalifa, yang menolak berjabat tangan dengan duta besar Israel untuk negara itu.
Dia juga secara terang-terangan menentang dan menolak upaya normalisasi negaranya dengan otoritas pendudukan Israel.
“Posisi ini adalah cerminan sejati dari sikap asli rakyat Bahrain dalam mendukung hak-hak Palestina dan melawan upaya untuk mengintegrasikan pendudukan Israel ke wilayah tersebut,” kata Qasem dalam sebuah pernyataan pers yang dikutip MINA, Senin (25/7).
Qasem menegaskan, semua upaya untuk menormalkan hubungan dengan otoritas pendudukan Israel akan tetap tidak dapat diterima dalam kesadaran kolektif bangsa Arab.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Selain itu, Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) dalam pernyataan resmiya juga memuji sikap Mai bint Mohammad Al Khalifa yang menolak berjabat tangan dengan dubes Israel.
Raja Bahrain baru-baru ini mencopot Menteri Shaikha Mai yang dikenal sebagai tokoh anti-normalisasi hubungan dengan Israel, karena menolak berjabat tangan dengan dubes Israel.
Empat negara Arab, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko tahun 2020 dengan tekanan dan mediasi Amerika Serikat serta tanpa mengindahkan kejahatan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina, menormalisasi hubungannya dengan otoritas Pendudukan Israel.
Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif bin Rashid Al-Zayani, mengatakan kesepakatan itu merupakan langkah bersejarah untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah. Namun, pemerintah Palestina dan Hamas mengutuk kesepakatan itu sebagai “menikam dari belakang”.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sementara sebagian besar warga Bahrain menolak kesepakatan normalisasi hubungan antara negara mereka dengan Israel yang dijembatani oleh Amerika Serikat, pada Jumat, 11 September 2020 tersebut.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon