Jakarta, MINA – Sehubungan dengan peningkatan status gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dari status Waspada ke Siaga, Lembaga Penanggulangan Bencana Majelis Ulama Indonesia (LPB MUI) Pusat meminta BNPB dan para pemangku kebijakan lembaga kemanusiaan bersiap diri mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“LPB MUI Pusat akan menyiapkan relawan di wilayah Banten dan daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak letusan gunung Anak Krakatau tersebut,” ujar Ketua LPB MUI Pusat Prof. Jafar Hafsah dalam rilis media, Jumat (29/4).
Jafar mengimbau kepada para pemudik, agar memperhatikan arahan petugas di lapangan jika nantinya status gunung Anak Krakatau terus meningkat.
Sementara itu, khusus untuk para warga di Pulau Halmahera, Maluku Utara yang terkena dampak letusan Gunung Ibu, Jafar meminta para korban terdampak supaya bersabar dan bertawakal kepada Allah atas musibah ini.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini
LPB MUI juga meminta masyarakat terdampak letusan Gunung Ibu, jika beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, masker dan kacamata.
“Untuk menghindari hujan debu, maka warga diminta memakai masker dan kacamata,” ujar Jafar Hafsah.
Ia juga meminta pengurus MUI setempat supaya mendampingi warga terdampak memberikan pendampingan psikososial agar mereka tetap tenang dan dapat menjalankan ibadah wajib secara rutin.
“Saya minta pengurus MUI di Maluku Utara segera turun ke lapangan, dampingi para warga terdampak,” ucapnya.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Begitu juga di wilayah yang dilewati Gunung Anak Krakatau, pengurus MUI setempat agar berperan aktif bersama petugas terkait, memantau pergerakan status Gunung Anak Krakatau.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM dengan menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada ke Siaga. Aktivitas gunung tersebut meningkat terus dalam beberapa waktu terakhir.
“Terdapat peningkatan aktivitas vulkanik dari bulan Februari kemudian berulang meningkat lagi pada 15 April. Kondisi ini diikuti juga oleh tremor menerus yang amplitudo tremornya makin hari makin meningkat,” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan.
PVMBG juga merilis Gunung Ibu yang berada di Pulau Halmahera, Maluku Utara mengalami erupsi pada Kamis, 28 April 2022, pukul 08:43 WIT.
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
PVMBG melaporkan, abu vulkanik setinggi 2.500 meter juga meluncur dari atas puncak gunung.
“Terjadi erupsi Gunung Ibu pada Kamis, 28 April 2022, pukul 08:43 WIT. Tinggi kolom abu teramati ± 2500 m di atas puncak. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” tulis PVMBG lewat akun laman resminya.
PVMBG menyebut kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut. “Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 80 detik,” katanya.
Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 2,0 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.(R/R1/R2)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Meriahkan BSP, LDF Al-Kautsar Unimal Gelar Diskusi Global Leadership