Riyadh, MINA – Fatwa berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang asli menegaskan kembali fleksibilitas agama, para ulama mengatakan kepada delegasi pada hari kedua Simposium Haji Agung ke-46.
Acara ini diresmikan pada hari Ahad (3/7) oleh Menteri Haji dan Umrah Dr. Tawfiq Al-Rabiah yang dihadiri oleh para menteri dan cendekiawan Muslim terkemuka dari berbagai negara, Arab News melaporkan.
Para peserta menggarisbawahi peran fatwa agama dalam mencapai tujuan-tujuan Islam dari haji ketika menyangkut isu-isu kontemporer. Mereka juga memuji upaya Kerajaan dalam memfasilitasi haji.
Dalam sesi bertajuk “Sistem Yurisprudensi Islam dan Bencana Kontemporer”, para pembicara mengatakan, fatwa berbasis Islam memainkan peran penting dalam memfasilitasi masalah agama dan meningkatkan kesadaran tentang haji.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Mufti Agung Mesir Shawki Allam menyinggung pentingnya sistem yurisprudensi Islam dalam mengadaptasi fatwa hukum dalam memfasilitasi ritual haji bagi umat Islam, dengan mengatakan bahwa fleksibilitas dalam situasi seperti itu menegaskan bahwa Islam berlaku untuk setiap waktu dan tempat.
Dr. Saad bin Nasser Al-Shithri, seorang penasihat di Pengadilan Kerajaan dan anggota Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi, mengatakan bahwa sistem yurisprudensi Islam mampu menghadapi tantangan yang muncul.
Sekretaris Jenderal Akademi Fiqh Islam Internasional, Dr. Koutoub Sano, mengacu pada sifat faktual Syariah Islam dan kemampuannya dalam menangani masalah baru untuk membantu orang memahaminya. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Mi’raj News Agency (MINA)