Yogyakarta, MINA – Monica, Siswa MTs Yapi Pakem Sleman, Yogyakarta akan tampil dalam acara Global Partnership to End Violence Against Children pada 14-15 Februari ini di Stockholm, Swedia.
Kehadiran Monica diundang resmi oleh Ministry of Health and Social Affairs (Kementerian Kesehatan dan Sosial) Swedia. Sebelumnya, Monica pernah tampil sebagai pembicara pada World Health Organization (WHO) 8th Millestone of Global Campaign for Violance Prevention, Oktober 2017 lalu di Kanada.
“Ini menjadi bukti bahwa madrasah sebagai lembaga pendidikan bercirikan keagamaan ternyata memiliki keunggulan dalam bidang penguatan karakter,” tegas Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Yogyakarta, Muhammad Lutfi Hamid saat menerima pamitan Monica di ruang kerja Kakanwil, Selasa (6/2).
Monica datang bersama Kepala MTs Yapi Pakem, Suharijanto dan guru bahasa Inggris madrasah. Kakanwil yang dalam kesempatan ini didampingi Kasubbag Informasi dan Humas Ahmad Fauzi serta Kasi Kesiswaan Sunu Darsono meminta secara khusus kepada Monica untuk memperdalam kemampuan Bahasa Inggris.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Ibaratnya, kemampuan bahasa asing yang baik adalah tiket untuk melanjutkan belajar ke luar negeri,” ujarnya.
Sebagaimana laman Kemenag yang dikutip MINA, Luthfi berpesan agar Monica selalu memelihara mimpi untuk belajar studi ke luar negeri. Selain itu Monica juga terus membangun jejaring di luar negeri sejak sekarang.
“Minimal hal tersebut dapat dilakukan dengan mencatat nomor kontak dan alamat email pihak pengundang dari luar negeri,” urainya.
Keberhasilan Monica dalam usia remaja sudah melalangbuana juga disebut Kakanwil sebagai bukti bahwa madrasah memang ramah anak. “Inilah yang sepatutnya disuarakan di dunia internasional, bahwa madrasah itu memang khas, unik dan mampu berprestasi,” pungkasnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Seperti yang pernah diberitakan jelang keberangkatan ke Kanada beberapa waktu lalu, Monica di sana membacakan hasil tulisannya tentang perspektif anak tentang kekerasan. Awalnya, Monica yang ibunya seorang penjual kopi keliling di Jakarta itu berhasil memenangi esai yang diadakan organisasi Save The Children. (R/R09/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru