Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS SOROTI NASIB PENGUNGSI MUSLIM MYANMAR-BANGLADESH

Rudi Hendrik - Kamis, 14 Mei 2015 - 12:37 WIB

Kamis, 14 Mei 2015 - 12:37 WIB

459 Views

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jeff Rakhte. (Foto: dok. Talk Vietnam)
Juru bicara Departemen Luar Negeri <a href=

Amerika Serikat Jeff Rakhte. (Foto: dok. Talk Vietnam)" width="300" height="200" /> Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jeff Rakhte. (Foto: dok. Talk Vietnam)

Washington, 25 Rajab 1436/14 Mei 2015 (MINA) – Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Jeff Rathke mengatakan, pemerintahnya fokus mengikuti nasib migran Muslim Rohingya dan Bangladesh yang dalam sepekan terakhir terdampar di Indonesia dan Malaysia.

“Kami prihatin dengan laporan ribuan migran Rohingya di darat, laut dan di kapal yang mungkin membutuhkan perlindungan dan bantuan kemanusiaan,” kata Jeff Rathke, Rabu (13/5) di Washington.

Rathke mengungkapkan, AS selalu kontak dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia menyatakan keprihatinan AS terhadap terus mengalirnya migran Rohingya dan Bangladesh ke negara-negara tetangga.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Lebih 500 migran Rohingya dan Bangladesh terdampar dengan perahunya di Aceh Utara, barat Indonesia, Ahad (10/5), di mana banyak yang membutuhkan bantuan medis.

Para pejabat negara-negara terkait meyakini, masih ada ribuan migran yang berada di tengah laut, terutama mereka yang ditahan oleh para penyelundup manusia.

Rathke mengatakan, AS berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah di kawasan itu.

Pemerintah Malaysia mengatakan, Rabu, mereka akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah Bangladesh dan Myanmar, negara asal dari banyak migran, untuk menemukan solusi multilateral dalam masalah ini.

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Pemerintah Thailand juga akan menjadi tuan rumah pembicaraan pada 29 Mei dengan para pejabat senior dari 15 negara yang terkena dampak migran. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Palestina
Internasional
Indonesia
Internasional
Internasional