Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI Digelar di NTT

Rana Setiawan - Sabtu, 26 November 2016 - 16:01 WIB

Sabtu, 26 November 2016 - 16:01 WIB

262 Views

(NTT-MINA)

Kupang, 26 Shafar 1438/26 November 2016 (MINA) – Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI bertema “Rajut Ukhuwah, Menuju NKRI Bermartabat” di Gedung DPD RI NTT, Kota Kupang. NTT, Sabtu (26/11).

Acara tersebut diawali dengan Ceramah Kebangsaan “Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan,” dengan pembicara KH. Drs. Mustafa Kamal, Ketua Timnas Peningkatan Mutu Pendidikan Al-Quran Indonesia (PMPAI) Jakarta, demikian Biro Kantor Berita Islam MINA NTT melaporkannya.

Anggota DPD RI Syafrudin Atasoge dalam sambutannya sekaligus membuka acara sosialisasi empat pilar kebangsaan mengatakan bahwa, empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal IKa, dan NKRI) mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, tidak menghendaki adanya dikotomisasi antara mayoritas dan minoritas, karena hal tersebut bertentangan dengan konstitusi.

“Mewakili masyarakat NTT, saya mengajak seluruh komponen yang ada di NTT untuk senantiasa menjaga dan merawat toleransi. Karena toleransi telah menjadi model/contoh toleransi di Indonesia. Secara pribadi dan anggota MPR RI menyesalkan terjadinya konflik dan anarkis atas nama agama yang menimbulkan gejolak sosial yang merusak tatanan kehidupan berbangsa,” ujarnya.

Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah

KH. Drs. Mustofa Kamal mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak lepas dari peran umat Islam dalam memerdekakan dan menjaga keutuhan bangsa.

Dia menegaskan, Al-Quran memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk hidup damai, berdampingan dengan agama lain dalam kemajemukan dan melindungi agama-agama minoritas.

Implementasi Islam di Indonesia adalah salah satu barometer dunia. Di Spanyol (Andalusia) Islam masuk melalui ekspansi kekuasaan, sedangkan di Indonesia, Islam masuk melalui dakwah oleh para dai.

“Kini Andalusia Islam tinggal bekasnya. Di Indonesia walaupun dijajah 3,5 abad oleh Belanda, tetapi Islam tetap eksis bahkan menjadi agama mayoritas. Inilah kekuatan Dakwah” ujarnya.

Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam

Selain itu digelar juga TOT Metode dan Manajemen Pengajaran Al-Quran oleh Dr. Ahmad Annuri, MA, Pakar Tahsin dan Tilawah Nasional dan Murid Imam masjidil Haram Syaikh Abdurahman As-Sudais.

Acara tersebut diwarnai dengan Tabligh Akbar Anak Sholeh Dua yang disampaikan Ustaz Wuntat Wawan Sambodo, pendongeng nasional.(L/B03/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Gowes “Ngulisik” Ramaikan Bulan Solidaritas Palestina di Tasikmalaya

Rekomendasi untuk Anda