Sosok Enam Tahanan Pejuang Palestina Yang Lolos dari Penjara Gilboa

Yerusalem , MINA – Enam tahanan Palestina, yang kebanyakan dari mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, pada Senin (6/9) pagi berhasil keluar dari penjara Gilboa di utara Israel setelah menggali terowongan.

Para tahanan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menggali terowongan, sehingga mereka dapat melarikan diri pada malam hari.

Pelarian mereka tidak terdeteksi sampai beberapa jam. Hingga  kemudian tentara Israel segera memulai pencarian besar-besaran untuk menemukan para tahanan.

Bagaimana sosok para tahanan pejuang Palestina tersebut? Berikut secara singkat profil mereka :

  1. Zakaria al-Zoubeidi (46 th)

Ia pernah pemimpin Brigade Martir Al-Aqsa di Jenin, sayap bersenjata dari partai Fatah. Ia adalah salah satu tokoh Intifada Kedua (2000-2005).

Dia berjanji pada 2007 untuk meletakkan senjatanya sebagai imbalan kesepakatan dengan Israel untuk menghapusnya dari daftar orang Palestina yang dicari.

Tetapi pihak berwenang Israel kemudian mengingkari kesepakatan itu, dengan dinas keamanan internal Israel mengklaim dia telah terlibat dalam “berbagai serangan.”

Menurut dinas keamanan internal Israel, ia telah beberapa kali menembak ke bus sipil Israel antara November 2018 dan Januari 2019, di dekat pemukiman Israel di daerah Ramallah.

Pria itu berasal dari kamp pengungsi Jenin (Tepi Barat utara), ditangkap dan dipenjara pada 2019.

Dia sempat melakukan mogok makan selama sebagian penahanannya. Dia dibebaskan pada tahun 2012. Kemudian ditangkap lagi tahun 2019.

  1. Mahmoud Abdullah Ardah (45 th)

Berasal dari Arraba, dekat Jenin. Anggota Jihad Islam ini, pernah dipenjara pada awal 1990-an, dan dibebaskan setelah Kesepakatan Oslo.

Setelah beberapa bulan bebas, dia kembali dipenjara pada tahun 1996 karena perannya dalam serangan terhadap Israel,  dan dijatuhi hukuman seumur hidup di Israel.

Ia juga dikenal sebagai penulis beberapa buku.

Ardah ditempatkan di sel isolasi pada tahun 2014 setelah penemuan terowongan rahasia yang bertujuan untuk mengeluarkan warga Palestina dari penjara Israel Shata.

Oleh Jihad Islam ia ditinjuk sebagai “emir” (kepala) untuk para tahanan di penjara Gilboa, tempat di mana ia bersama lima rekannya melarikan diri.

Ardah juga disebut oleh beberapa media lokal dan regional sebagai arsitek operasi tersebut.

  1. Mohammad Qassem Ardah (39 th)

Mohammad Qassem Ardah diketahui sebagai remaja yang menerbitkan majalah untuk pendukung pemuda Jihad Islam di Tepi Barat utara. Ia juga pernah melemparkan bom molotov ke tentara Israel.

Pada tahun 2002, di tengah Intifada kedua, ia ditangkap oleh tentara Israel karena perannya dalam sayap bersenjata Jihad Islam dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Menurut catatannya yang disebarluaskan oleh Jihad Islam, ia menyelesaikan pendidikan jarak jauh gelar sarjana dalam sejarah di Universitas Al-Aqsa di Gaza.

Ia meraih gelar master dalam administrasi publik di Universitas Kairo di Mesir.

  1. Yaqoub Mahmoud Qadri (48 th)

Ia lahir di dekat kota Jenin, di kota Bir al-Basha. Ia ditangkap pada tahun 2003 karena perannya dalam serangan setahun sebelumnya, pada tanggal 18 September 2002, terhadap pemukim di dekat Jenin. Ia pun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

  1. Ayham Kamamji (35 th)

Ia berasal dari Kafr Dan, dekat Jenin. Anggota Jihad Islam ini ditangkap pada tahun 2006 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan penculikan dan pembunuhan Eliahou Asheri, seorang pemukim muda Israel.

Menurut Jihad Islam, dia mengidap penyakit perut dan usus di penjara dan menjadi korban “kelalaian medis” oleh otoritas penjara.

  1. Munadel Infeiat (26 th)

Ia berasal dari Yabad dekat Jenin. Angoota Jihad Islam itu ditangkap pada tahun 2020 .

Dia sedang menunggu hukumannya dan telah dipenjara beberapa kali di masa lalu karena aktivitasnya dalam gerakan bersenjata. (A/RS2/P1)

Sumber: i24 News TV

Mi’raj News Agency (MINA)