Washington, MINA – Portal Berita Amerika, CNN, dituduh menyiarkan laporan yang bias mengenai perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, mendukung narasi Israel sambil menekan suara-suara Palestina. Demikian dikutip dari Memo, Rabu, (7/2).
Menurut laporan surat kabar Inggris, The Guardian, enam jurnalis dari ruang redaksi CNN di Amerika Serikat dan internasional mengungkapkan bahwa manajemen baru dan proses editorial portal berita tersebut yang condong ke arah narasi pro-Israel telah menyebabkan “malapraktik jurnalistik”.
Para jurnalis yang tidak disebutkan namanya menguraikan beberapa poin dalam surat kabar tersebut sebagai bukti bias CNN, termasuk kurangnya wawancara yang dilakukan dengan anggota Hamas sejak kelompok Perlawanan Palestina melakukan serangan pada tanggal 7 Oktober di wilayah Palestina yang dikuasai Israel di sekitar Gaza, mengutip begitu saja statemen dari pihak pendudukan Israel, sekaligus membatasi kutipan statemen dari pejabat Hamas.
Sumber-sumber tersebut menyoroti perbedaan mencolok dalam pemberitaan CNN Internasional dan saluran CNN domestik di AS, di mana saluran CNN tampaknya menunjukkan “pelaporan yang sangat keras oleh para koresponden di lapangan” sedangkan saluran CNN “dipinggirkan oleh wawancara berjam-jam dengan para pejabat Israel dan pendukung perang di Gaza yang diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapat mereka, seringkali tidak mendapat tantangan dan terkadang presenter memberikan pernyataan yang mendukung”.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Liputan juga dilaporkan sangat dipengaruhi oleh kekuatan eksternal sebelum dipublikasikan atau disiarkan, seperti kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan dari biro CNN di Yerusalem yang diduga melakukan penyaringan ketat atas konten tersebut.
“Banyak yang mendorong agar lebih banyak konten dari Gaza disiagakan dan disiarkan”, kata salah satu sumber jurnalistik. “Pada saat laporan-laporan ini sampai ke Yerusalem dan ditayangkan di TV atau halaman beranda, perubahan-perubahan penting mulai dari penggunaan bahasa yang tidak tepat hingga ketidaktahuan akan berita-berita penting memastikan bahwa hampir setiap laporan, betapapun buruknya, membebaskan Israel dari kesalahannya.
Dugaan pengaruh Israel terhadap liputan CNN, setidaknya dalam beberapa bulan terakhir dilaporkan secara signifikan disebabkan oleh penunjukan CEO dan pemimpin redaksi CNN yang baru, Mark Thompson, hanya dua hari setelah operasi Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Menurut laporan Guardian, Thompson, mantan CEO New York Times dan mantan direktur jenderal BBC telah berkali-kali berada di bawah tekanan dan pengaruh pendudukan Israel, salah satu contohnya adalah pemecatan koresponden BBC dari pos Yerusalem pada tahun 2005, dilaporkan karena tekanan langsung dari Tel Aviv.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Dengan kebijakan editorial pro-Israel di CNN yang ditetapkan oleh eksekutif baru perusahaan tersebut, staf portal berita tersebut dilaporkan terpecah belah mengenai keadaan liputannya yang bias.
Seorang jurnalis menyebutnya sebagai “perpecahan” dalam jaringan tersebut, yang mengingatkan kita pada perpecahan internal terkait narasi saluran-saluran pro-pemerintah Amerika setelah serangan 9/11. “Ada banyak perselisihan internal dan perbedaan pendapat. Beberapa orang ingin keluar”.
Jurnalis lain mengungkapkan bahwa “staf senior yang tidak setuju dengan status quo bertengkar dengan para eksekutif yang memberikan perintah, mempertanyakan bagaimana kita dapat menyampaikan cerita secara efektif dengan adanya arahan yang membatasi”. (T/B03/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel