Jenewa, MINA – Bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, tempat Israel melancarkan serangan darat kembali pada 6 Oktober, sebagian besar telah diblokir selama 66 hari terakhir, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dilansir dari TRT World, Rabu (11/12), serangan tersebut telah menyebabkan sekitar 65.000 hingga 75.000 warga Palestina tidak memiliki akses kepada makanan, air, listrik, atau perawatan kesehatan, menurut badan dunia tersebut.
Di utara, Israel telah melanjutkan pengepungannya di Beit Lahiya, Beit Hanoon, dan Jabaliya, sementara warga Palestina yang tinggal di sana ditolak bantuannya, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Baru-baru ini, katanya, sekitar 5.500 orang dipindahkan secara paksa dari tiga sekolah di Beit Lahiya ke Kota Gaza.
Baca Juga: Kabinet Keamanan Ajukan Persetujuan Gencatan Senjata Gaza kepada Kabinet Penuh Israel
Sigrid Kaag, Koordinator Kemanusiaan dan Rekonstruksi senior PBB untuk Gaza, mengatakan kepada wartawan setelah memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa warga sipil yang mencoba bertahan hidup di Gaza menghadapi “situasi yang sangat menghancurkan.”
Kaag mengatakan, dia dan pejabat PBB lainnya terus-menerus meminta Israel untuk memberikan akses bagi konvoi kemanusiaan ke Gaza Utara dan tempat lain, untuk mengizinkan masuknya barang-barang komersial, untuk membuka kembali penyeberangan Rafah dari Mesir di selatan, dan untuk menyetujui barang-barang dengan fungsi ganda. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kabinet Keamanan Israel Setujui Genjatan Senjata dengan Hamas