Khartoum, MINA – Perdana Menteri Sudan Dr. Abdalla Hamdok memperbarui posisi negaranya yang menyerukan untuk mencapai kesepakatan yang sah dan tetap antara Sudan, Mesir dan Ethiopia tentang Bendungan Raksasa Ethiopian Renaissance (GERD) (GERD) dan pengisiannya, sesuai hukum internasional.
Berbicara kepada rakyat Sudan pada kesempatan Idul Adha 1442H yang dilaporkan Kantor Berita OKI, Kamis (22/7), Hamdok menggarisbawahi bahwa berkas GERD menjadi prioritas Pemerintah Transisi Sudan meskipun pemerintah Ethiopia mengumumkan bahwa pengisian kedua bendungan telah selesai.
Perdana menteri menekankan, Sudan tetap mematuhi untuk mencapai kesepakatan yang taat dan hukum tentang GERD, bendungan bernilai miliaran dolar di Nil Biru itu.
Dia menambahkan, Khartoum akan terus menyerukan untuk menahan diri dari tindakan sepihak, menegaskan kembali perlunya mencapai kesepakatan yang sah dan mengikat sesuai dengan hukum internasional.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Kami tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk mencapai tujuan yang menjaga kepentingan nasional ini,” tegasnya.
Ethiopia menggantungkan harapannya untuk pembangunan ekonomi dan pembangkit listrik di Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD).
Mesir khawatir hal itu akan membahayakan pasokan airnya dan Sudan khawatir tentang dampaknya pada aliran airnya sendiri. (T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)