Juba, 5 Rabi’ul Awwal 1437/15 Desember 2015 (MINA) – Selasa, 15 Desember, tepat dua tahun Sudan Selatan masuki perang saudara yang telah memaksa satu juta orang mengungsi dan membuat empat juta orang menderita kelaparan.
Negara ini terjun ke dalam konflik setelah Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya Riek Machar yang ia dipecat awal tahun 2013 merencanakan kudeta.
Bentrokan diikuti siklus pembunuhan saling balas dendam dan telah mendorong negara termuda di dunia itu masuk konflik etnis.
Presiden Kiir menjadi simbol pemimpin dari suku Dinka dan Machar mewakili etnis Nuer. Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (15/12).
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Menurut PBB dan Uni Afrika, kedua belah pihak melakukan kekejaman, termasuk pembantaian dan pemerkosaan.
Human Rights Watch (HRW) melaporkan, ribuan tentara anak telah direkrut dan dilibatkan berperang dalam konflik sebagai prajurit oleh pasukan pemerintah dan oposisi.
Kedua belah pihak telah berulang kali saling tuduh satu sama lain telah melanggar gencatan senjata yang disepakati pada Agustus lalu. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu