Jakarta, MINA – Pada November mendatang, Aqsa Working Group (AWG) akan kembali menggelar perayaan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023 selama sebulan penuh, tepatnya mulai 1 November-30 November 2023.
Sebagai upaya menyukseskan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, AWG melakukan audiensi ke Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) di Kampus FEB Jakarta, pada Jumat, (22/9). Kedatangan rombongan AWG itu pun disambut hangat oleh pihak perguruan tinggi tersebut.
Audiensi AWG itu diterima oleh Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UHAMKA, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A; Wakil Rektor IV UHAMKA, Dr. Muhammad Dwi Fajri, M.Pd.I; Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UHAMKA, Dr. Muntazhimah dan Amirullah M.A.
Sementara dari pihak AWG, hadir Ketua Panitia Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023 Rifa Arifin Berliana, tim humas dan dokumentasi, total enam orang.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Membuka pertemuan tersebut, Wakil Rektor IV UHAMKA, Dr. Muhammad Dwi Fajri, M.Pd.I mengaku senang dengan kunjungan Aqsa Working Group (AWG) ke kampus milik salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
“Ketika teman-teman dari Aqsa Working Group bersilaturahim, kita menjadi sadar betul bahwa ada persoalan yang serius di dunia kita dalam pengertian umum atau dunia Islam secara khusus. Isu Palestina ini sudah ada dari sebelum kita lahir dan menjadi representasi derita kita sebagai seorang muslim,” kata Fajri.
Dia menyampaikan, pertemuan bersama AWG ini akan melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi Palestina.
“Kita mungkin tidak bisa memberikan manfaat secara langsung tapi pertemuan kita ini menegaskan kita ada di pihak mana. Kita harus menjadi bagian yang peduli,” tuturnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sebagaimana diketahui, masyarakat Indonesia bahkan umat Islam pun masih banyak yang apatis dengan persoalan Palestina. Padahal apa yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina adalah penjajahan yang nyata dan melanggar hukum internasional.
“Biasanya orang-orang yang bicara ngapain jauh-jauh ngurusin Palestina padahal urusan dalam negeri banyak, biasanya mereka ini urusan dalam negeri pun mereka tidak peduli. Orang yang tidak melakukan kebaikan, biasanya kebaikan apa pun dianggap salah,” ungkap Fajri.
Dalam audiensi itu, Ketua Panitia Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, Rifa Berliana Arifin menawarkan kepada UHAMKA untuk menjadi fasilitator dalam kegiatan seminar atau studium generale yang membahas isu Palestina. Sebagai perguruan tinggi, UHAMKA diharapkan bisa menjadi wadah yang mampu memahamkan para pemuda, khususnya mahasiswa tentang persoalan Palestina.
Rifa bercerita, ia kerap kali menemukan masyarakat yang hingga kini belum paham tentang Palestina, bahkan belum tahu di mana letak Masjid Al-Aqsa. Apalagi isu soal pembagian Masjid Al-Aqsa antara Yahudi dan Muslim kurang mendapat perhatian kaum muslimin, sehingga hal-hal seperti ini harus digaungkan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
“Jadi masyarakat kita perlu kita kenalkan terkait dengan framing perjuangan pembelaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UHAMKA, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A. Ia bercerita, bahwa dirinya pun sering menemukan mahasiswanya yang bahkan tidak peduli dengan Indonesia, tidak mengerti tentang tokoh-tokoh Islam, apalagi tentang persoalan Palestina.
Jika masalah tersebut dibiarkan, Sudarnoto mengatakan, umat Islam akan kehilangan aset yang sangat besar.
“Oleh karena itu, kantong-kantong umat seperti Universitas Muhammadiyah ini harus ditumbuhkan juga spirit itu (perjuangan Palestina). Khawatir nanti anak-anak muda kita tidak mengerti apa-apa,” jelasnya.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Sudarnoto turut merekomendasikan agar UHAMKA mengambil bagian dalam kegiatan BSP 2023 melalui kegiatan apa pun, entah itu seminar, studium generale, maupun forum akademik lainnya yang mengangkat tema Palestina.
Wakil Rektor IV UHAMKA, Dr. Muhammad Dwi Fajri, M.Pd.I menyetujui tawaran AWG untuk terlibat dalam kegiatan BSP 2023. Pihaknya akan menindaklanjuti terkait seminar tentang Palestina di UHAMKA pada bulan November mendatang.
“Insya Allah akan kita follow-up. Secara umum, kita oke lah. Kita juga tidak ingin membiarkan anak-anak muda kita abai, padahal ini (Palestina) hal yang serius,” kata Fajri.
“Keberadaan Palestina itu menjadi sinyal Islam secara keseluruhan. Kalau Palestina menderita, berarti dunia muslim sedang lemah, kalau Palestina sedang bagus berarti kekuatan muslim sedang bagus, kira-kira begitu. Ya enggak apa-apa kalau kita sekarang dianggap lemah, yang penting kita menjadi bagian yang peduli,” lanjutnya.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Fajri menekankan, jika tidak bisa menjadi relawan di Palestina, paling tidak hati kita sebagai umat Islam terpaut dengan Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
Untuk rancangan konsep dan teknis acara seminar Palestina ini, akan digodok oleh UHAMKA bersama Aqsa Working Group (AWG).
Bulan Solidaritas Palestina
November dipilih menjadi Bulan Solidaritas Palestina karena setidaknya ada empat peristiwa penting yang diperingati oleh rakyat Palestina dan dunia:
1. Deklarasi Balfour 02 November 1917
2. Kematian Yasser Arafat, 11 November 2004
3. Deklarasi Palestina Merdeka, 15 November 1988
4. Hari solidaritas Palestina sedunia yg ditetapkan oleh PBB sejak 1979 setiap tanggal 29 November.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Berdasarkan beberapa peristiwa bersejarah di atas, AWG memilih November menjadi Bulan Solidaritas Palestina dan akan diperingati setiap tahun.
Kegiatan BSP 2023 akan dilaksanakan secara serempak di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan kegiatan ini pun akan digelar di Gaza, Palestina.
BSP tahun ini adalah kali ketiga setelah diselenggarakan berturut-turut sejak 2021. Namun pada 2021, kegiatan ini pertama kali digelar dengan nama Pekan Solidaritas Palestina.
BSP 2023 akan disemarakkan dengan ragam kegiatan, mulai dari perlombaan, bakti sosial, pengibaran bendera di puncak gunung, Gowes Cinta Al-Aqsa, serta seminar-seminar. Tentunya kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat, mulai dari lembaga kemanusiaan seperti MER-C, organisasi masyarakat seperti MUI dan Muhammadiyah, tokoh-tokoh agama, kalangan pemerintah hingga kedutaan.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Untuk memperluas networking dengan berbagai organisasi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun mancanegara, tahun 2023 ini Bulan Solidaritas Palestina diagendakan meluas ke luar negeri, terutama Asia Tenggara.
Ada banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kepalestinaan, seperti di Malaysia, Yordania, Turki, Qatar, Kuwait, hingga di Inggris dan AS. Termasuk banyak tokoh dan aktivis non-Muslim sekalipun, yang memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.
Sehingga dengan demikian terjalin komunitas pembebasan Al-Aqsa secara internasional, yang dapat mendesak pemerintahan negara di dunia, sekaligus mendesak pejajahan Zionis Israel segera hengkang dari bumi Palestina.
BSP 2022 mendapatkan respon baik dari masyarakat Palestina. Bahkan Kementerian Pendidikan di Gaza mengeluarkan surat perintah kepada sekolah-sekolah untuk mengibarkan bendera merah putih. Dari video yang diterima AWG, tampak para siswa di Gaza membawa poster bertuliskan “Terima Kasih Indonesia,” mengibarkan bendera Indonesia dan memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya di sekolah.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Jika BSP tahun lalu membawa tema penolakan kehadiran Timnas Israel U-19 di Indonesia, pada BSP 2023, AWG akan fokus menggaungkan penolakan RUU Israel yang akan membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi. RUU ini diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Parlemen Israel, Knesset. Padahal secara aturan yang berlaku, umat Islam adalah satu-satunya yang berhak atas Masjid Al-Aqsa.(R1/P1)