Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SULTAN BANTEN MINTA PEMERINTAH DESAK MYANMAR BERI HAK HIDUP MUSLIM ROHINGYA

Rana Setiawan - Kamis, 21 Mei 2015 - 14:12 WIB

Kamis, 21 Mei 2015 - 14:12 WIB

727 Views

Sultan Banten Sultan Syarif Muhammad Ash Shaffiuddin (kanan) menerima Jurnal MINA yang diberikan Pemred MINA Ismet Rauf, 8 Maret 2015. (Foto: Rana/MINA)
<a href=

Sultan Banten Sultan Syarif Muhammad Ash Shaffiuddin (kanan) menerima Jurnal MINA yang diberikan Pemred MINA Ismet Rauf, 8 Maret 2015. (Foto: Rana/MINA)" width="300" height="268" /> Sultan Banten Sultan Syarif Muhammad Ash Shaffiuddin (kanan) menerima Jurnal MINA yang diberikan Pemred MINA Ismet Rauf, 8 Maret 2015. (Foto: Rana/MINA)

Jakarta, 2 Sya’ban 1436/2 Mei 2015 (MINA) – Sultan Banten, Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, MBA., menyerukan Pemerintah Indonesia harus berani menyarankan dengan tegas kepada pemerintah Myanmar dan Bangladesh untuk menerima kembali para pengungsi Muslim Rohingya dengan baik.

Sultan Banten juga mendesak pemerintah Indonesia menekan pemerintah Myanmar memberikan kebebasan hak hidup dan hak politiknya serta menjamin tidak akan terjadi pelanggaran HAM lagi.

“Ini masalah menyelamatkan umat manusia. Apalagi menyelamatkan umat Muslim minoritas di sana,” tegas Bambang Wisanggeni kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melalui pesan singkat Kamis (21/5).

Dia menyerukan pemerintah Indonesia harus melakukan penyelamatan dahulu kepada pengungsi Muslim Rohingya yang terapung di Laut Andaman, dan memperlakukan mereka dengan baik selama dalam kamp penampungan.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Dalam menangani masalah eksodus pengungsi Muslim Rohingya yang terapung di tengah laut dan terdampar di Aceh. Sebagai sesama saudara Muslim, sebaiknya pemerintah RI wajib melakukan penyelamatan dahulu kepada mereka,” ujar Bambang.

Dia juga menyatakan pentingnya pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri yang dipimpin Menlu Retno Marsudi harus pro-aktif berdialog dan berdiskusi dengan para Mentri Luar Negeri yang terkait di kawasan tersebut dalam hal ini Menteri Luar Negeri Negara ASEAN antara lain Malaysia, Thailand, Myanmar juga Bangladesh guna membahas masalah dan dampak yang serius dari eksodus pergerakan para pengungsi pencari suaka politik ini.

“Khususnya dengan negara Myanmar dan Bangladesh, negara dari mana mereka berasal,” ujar Sultan Banten.

Pada Rabu (20/5) dini hari, untuk ketiga kalinya selama beberapa pekan, ratusan imigran Rohingya terdampar di perairan Aceh.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Perahu migran yang mengangkut sekitar 374 tersebut ditemukan di perairan Kabupaten Aceh Timur setelah terapung-apung di Selat Malaka, mereka terdiri dari anak-anak, wanita, remaja dan juga kaum pria dewasa. Para imigran itu terlihat lemah dan ada yang jatuh sakit.

Sebelumnya, dua gelombang imigran di pantai utara dan timur Aceh juga ditolong oleh nelayan setempat.

Pada Ahad, 10 Mei, lebih 500 pengungsi Rohingya dan Bangladesh diselamatkan oleh nelayan Aceh Utara.

Pada Kamis, 14 Mei, sekitar 600 migran dari asal yang sama kembali diselamatkan oleh nelayan Aceh Utara.(L/R05/R02)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Indonesia
MINA Health
Kolom