Suasana malam pergantian Tahun Baru Masehi selalu ditunggu sebagian masyarakat Internasional. Tak terkecuali di kota terpadat Indonesia, Jakarta.
Memang, moment tersebut telah lewat beberapa jam yang lalu, akan tetapi banyak hal yang masih perlu dijadikan pelajaran mengenai hal tersebut.
Terlebih lagi, Indonesia sedang dirundung bencana terbaru, musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 yang lepas landas dari bandara Djuanda Surabaya dengan tujuan Singapura. Meski demikian, hal tersebut tidak menghalangi upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang dipimpin Basuki Cahya Purnama atau lebih dikenal dengan nama Ahok untuk tetap menggelar pesta perayaan tahun baru 2015 Jakarta Night Festival (JNF).
Pesta malam tahun baru JNF yang dilaksanakan pada Rabu (31/12) mulai pukul 20.00 hingga 01.00 WIB. Dengan tetap diselenggarakannya acara JNF, Pemprov DKI Jakarta nampak telah kehilangan kepekaan sosialnya atas tragedi jatuhnya pesawat Air Asia.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Sikap Seorang Muslim
Menanggapi peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 beberapa hari yang lalu, hendaknya sebagai seorang muslim untuk mengucapkan belasungkawa kepada orang yang tertimpa musibah dan menghindari ikut merayakan semarak Tahun Baru Masehi, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mengajarkan kepada para sahabatnya untuk ikut berbela sungkawa terhadap sesama manusia.
Ikut berbela sungkawa hendaklah dapat menjadi dorongan bagi orang yang tertimpa musibah untuk dapat bersabar, memberikan peringatan kepada orang yang tidak dapat bersabar dan mendoakan orang yang tertimpa musibah dan keluarganya. Apabila hal tersebut diucapkan kepada orang kafir, tetap gunakan etika-etika yang baik sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah melakukannya.
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
Ketahuilah, salah satu pokok keimanan seseorang adalah menyingkirkan musibah dari saudaranya, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda,
اْلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ اَوْ سَبْعُوْنَ شُعْبَةً، اَدْنَاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ اَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Artinya: “Iman itu ada enam puluh cabang lebih atau tujuh puluh cabang lebih. Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan yang paling tinggi adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Faedah di Balik Musibah
Allah Maha Bijaksana, tiada keputusan dan ketentuan-Nya yang lepas dari hikmah. Tidak terkecuali dengan perkara musibah
jatuhnya pesawat ini. Kalaulah seandainya tidak ada faedah dari musibah ini kecuali sebagai penghapus dosa, itu saja sudah mencukupi, bagaimana kiranya jika di sana ada setumpuk faedah lainnya?
Beberapa hikmah yang dapat diambil antara lain,
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Pertama, musibah yang menimpa menunjukkan kepada manusia akan kekuasaan Allah dan lemahnya hamba.
Kedua, musibah menjadikan hamba memurnikan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena tiada tempat untuk mengadukan petaka kecuali Allah dan tiada tempat bersandar agar tersingkapnya petaka kecuali Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Artinya:“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (Q.S. Al-’Ankabut: 65)
Ketiga, musibah menjadikan seorang kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersimpuh di hadapan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا مَسَّ اْلإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيْبًا إِلَيْهِ
Artinya “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Rabbnya dengan kembali kepada-Nya.“ (Q.S. Az-Zumar [39]: 8)
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun
Keempat, musibah menjadikan seorang mempunyai sifat penyantun dan pemaaf terhadap orang yang melakukan kesalahan kepadanya.
Kelima, musibah menyebabkan seorang bersabar atasnya. Dan sabar menyebabkan datangnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta pahala-Nya yang banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاللهُ يُحِبُّ الصَّابِرِيْنَ
Artinya “Dan Allah cinta orang-arang yang sabar.” (Q.S. Al-’Imran [3]: 146)
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
Artinya “Tidaklah seorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (H.R. Bukhari)
Keenam, bergembira dengan musibah karena besarnya faedah dari musibah ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيَفْرَحُ بِالْبَلاَءِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بِالرَّخَاءِ
Artinya “Dan sungguh salah seorang dari mereka (yakni orang-orang yang shalih) merasakan senang terhadap bala` (musibah) seperti salah seorang kalian suka terhadap kemakmuran.” (H.R. Ibnu Majah)
Ketujuh, musibah akan membersihkan dosa dan kesalahan.
Kedelapan, di balik dari musibah ada faedah-faedah yang tersembunyi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Artinya “Mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S. An-Nisa`[4]: 19)
Tatkala raja yang bengis hendak merampas Sarah (istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam) dari Nabi Ibrahim, ternyata di balik musibah itu sang raja akhirnya memberikan seorang pembantu yang bernama Hajar kepada Sarah. Dari Hajar (istri Ibrahim ‘alaihissalam), lahirlah Isma’il, dan di antara keturunan Isma’il adalah penutup para nabi dan rasul yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kesembilan, musibah dan penderitaan akan menghalangi sifat sombong, angkuh, dan kebengisan. Kalaulah raja Fir’aun yang kafir itu seorang yang fakir, sakit-sakitan, tuli dan buta, tentulah ia tidak akan membantah Nabi Musa ‘Alaihis Salam tentang Rabbnya. Namun keangkuhan kekuasaan itulah yang menyebabkan Fir’aun menentang Musa. Dan seandainya Fir’aun itu fakir dan sakit-sakitan tentu ia tidak akan mengatakan,‘Sayalah Rabb kalian yang paling tinggi.’
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Allah berfirman,
إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى
Artinya“Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Q.S. Al-’Alaq: 6-7)
Dan firman-Nya,
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيْرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوْهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُوْنَ
Artinya “Dan kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya’.” (Q.S. Saba: 34)
Sedangkan orang-orang fakir dan lemah mereka banyak yang menjadi wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pengikut para Nabi. Karena faedah-faedah yang mulia ini, maka orang yang paling besar cobaannya adalah para Nabi, kemudian yang semisal mereka, kemudian yang semisalnya.
Mereka dituduh sebagai orang-orang gila, tukang sihir, dan sekian ejekan lainnya. Namun mereka bersabar atas pendustaan dan gangguan orang-orang kafir tersebut. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيْرًا
Artinya: “Kalian sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan diri kalian, dan juga kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 186)
Renungkanlah apa yang telah kita lakukan ketika pergantian tahun ini. Apakah kita termasuk orang-orang yang bersukaria diatas kesedihan masyarakat Surabaya atas musibah Air Asia? Apakah kita ikut berpesta pora hingga melupakan yang Maha Kuasa?
Renungkanlah, bertaubatlah, bersimpuh memohon ampunlah kepada Allah, serta doakanlah para korban jatuhnya pesawat Air Asia semoga amal ibadah mereka di terima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Semoga umat Islam di seluruh jagad raya ini selalu diampuni dosa-dosanya. Amin. (P006/P011/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)