Tepi Barat, MINA – Surat kabar Ibrani “Yediot Aharonot” pada Sabtu (18/7), menerbitkan laporan mengenai gagalnya pemerintah Israel dalam menangani pandemic virus Corona gelombang kedua.
Laporan itu menunjukkan bahwa penanganan pemerintah terhadap wabah virus itu mengalami kegagalan serius sehingga menyebabkan Israel mengalami krisis ekonomi yang mendalam.
“Ini menunjukkan bahwa pemerintah Israel bekerja tanpa rencana dan tanpa manajemen yang tepat dan dengan harapan yang tidak berdasar, sampai gagal mengendalikan virus pada gelombang kedua,” demikian surat kabar itu seperti Shehab News Agency melaporkan.
Laporan tersebut mencantumkan tiga faktor kegagalan, pertama, selama gelombang pertama pemerintah tidak melarang wisatawan dari berbagai negara, termasuk Cina, berkunjung meskipun ada yang diidentifikasi positif Covid-19 di dalamnya.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
“Sementara warga Israel yang mempunyai atau baru kembali dari negara-negara yang terkena dampak seperti Italia, masuk dan bergaul dengan penduduk tanpa karantina,” ungkap laporan itu.
“Dalam sebulan, sebelum menghentikan penerbangan dari Cina dan Italia, ratusan penerbangan datang dari negara-negara itu, termasuk Amerika, yang merupakan pusat penyebaran virus,” jelasnya.
Faktor kedua adalah kurangnya minat pada lembaga perawatan lansia, yang merupakan jumlah terbesar kematian dan mudahnya lansia tertular virus.
Laporan itu menunjukkan penundaan yang signifikan dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, yang membuat Israel harus membayar mahal.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Faktor ketiga adalah kehadiran tokoh-tokoh seperti mantan Menteri Kesehatan Yaakov Litzman, yang tidak memiliki karakter profesional dalam mengelola file, bersama dengan kehadiran orang-orang di bidang kesehatan dan dokumen politik yang menghadapi kegagalan besar dalam pengelolaanya, serta kegagalan untuk mengantisipasi kedatangan gelombang kedua yang lebih sulit. (T/R12/P1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya