Taufiqurrahman, Lc
Khutbah ke I
الحمد لله الذي جعل الآخرة خيرا من الأولى، ودعا الناس إلى دار السلام المقام الأعلى، وخلق الموت والحياة ثم الانسان يبتلى، فكلمته هي العليا و كلمة الذين كفروا السفلى،
أشهد أن لا إله إلا الله وحده، لا معبود بحق سواه، أمرنا ألا نعبد إلا إياه
وأشهد أن محمد عبده ورسوله ومصطفاه، بعثه الله بدينه وهداه، بلغ الرسالة، وأدى الأمانة، ونصح الأمة، وجاهد في الله، صلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه وعلى كل من سار على نهجه إلى يومنا هذا وبعده،
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ ]الأحزاب: 70، 71[
‘Ibadallah
Dunia merupakan tempat yang menyibukkan. Tempat manusia bekerja, berusaha dan berbuat segalanya. Dunia menjadi ruang yang begitu melelahkan. Bahkan mereka yang tidak bekerja, diam, bermalas-malasan dan beristirahat pun akan merasakan payah saat dalam kondisi demikian terus –menerus. Karena itu mereka bergerak, berpindah, berganti dari satu situasi ke situasi yang lain demi menghindari kelelahan. Namun pada hakekatnya mereka tengah berpindah dari satu kepayahan menuju kepayahan lainnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Hakekat demikian Allah Ta’ala nyakatan melalui ayat berikut,
{إن سعيكم لشتى}
“Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda,” (Al Lail 4)
{لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ}
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (Al Balad 4)
Maka dari itu beramallah kalian wahai manusia, berbuatlah sesuka kalian di dunia ! Karena inilah tempatmu bekerja.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
Namun ingatlah kelak di akhirat kita semua akan menuai setiap gerak yang kita lakukan !
{ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ}
“Berbuatlah sekehendak kalian. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan” (Fussilat 40)
Baik ataupun buruk. Ringan dan beratnya. Mudah dan susah. Kelak kita akan kembali kepada Sang Maha Pencipta mempertanggungjawabkan setiap kecil perbuatan kita. Sekecil apapun.
{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ }
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya” (Az Zalzalah 7)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
{وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ}
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (Az Zalzalah 8)
Jika demikian halnya, manusia yang berakal tentu memilih menyibukkan diri mempersiapkan masa depan yang baik di akhirat dengan berpayah-payah dalam ibadah selama di dunia. Dan menjauhi segala amal buruk dan sia-sia yang berakibat kepayahan dan kengerian hidup di neraka.
Untuk itu sepantasnya kita berfikir dan mengambil ibrah dari realita kehidupan dunia ini. Apa yang kita kerjakan dan perbuat? Mengapa kita melakukannya ? Untuk siapa kita mengerjakannya ? Dan apakah hal itu membawa kemaslahatan di akhirat atau sebaliknya kesengsaraan?
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ}
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
Ibadallah
Sebagai mukmin, dunia bukanlah tempat kita beristirahat, bersenang-senang dan berfoya-foya. Selamanya, di dunia, kita tidak akan meraih kesenangan yang sempurna dan kenyamanan yang abadi. Bagi mukmin, tempat peristirahatan kita justru dengan meninggalkan dunia ini menuju kehidupan abadi di surga.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ ، أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ؛أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم مُرَّ عَلَيْهِ بِجَنَازَةٍ ، فَقَالَ : مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ ، مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ ؟ قَالَ : الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللهِ ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ. )أخرجه أحمد 5/296 (22903) والبُخاري 8/133 (6512) ومسلم 3/54 (2160).(
Dari Abu Qatadah bin Rib’i al-Anshâri, dia menceritakan bahwa ada jenazah yang (dipikul) melewati Rasûlullâh shallallahu’alaihi wa sallam, maka beliau bersabda, “Orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya”. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (maksud) orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya?” Beliau menjawab, “Seorang hamba yang Mukmin beristirahat dari kepayahan dan gangguan dunia menuju rahmat Allâh. Sedangkan hamba yang fajir (jahat), maka banyak manusia, bumi, pepohonan, dan binatang, beristirahat darinya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Perbaringan mukmin dalam liang lahat menjadi peristirahatan pertamanya sebelum memasuki peristirahatan abadi di surga. Di alam kubur, Allah perlihatkan padanya tempat di surga yang akan ia tempati.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ يُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.أخرجه مالك \”الموطأ\” 641 و\”أحمد\” 2/16(4658) و\”البُخَارِي\” 2/124(1379) و\”مسلم\” 8/160(7313) والتِّرْمِذِيّ\” 1072.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang dari kalian meninggal dunia maka akan ditampakkan kepadanya tempat duduk (tinggal) nya setiap pagi dan petang hari. Jika dia termasuk penduduk surga, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk surga dan jika dia termasuk penduduk neraka, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk neraka lalu dikatakan kepadanya inilah tempat duduk tinggalmu hingga nanti Allah membangkitkanmu pada hari qiyamat” (HR Bukhari)
Usai itu ia akan melewati rangkaian tahapan kehidupan di akhirat dengan wajah yang berseri-seri penuh kebahagiaan karena surga yang dinantinya kian dekat. Hingga kemudian memasukinya.
{لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ}
“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (Al Hijr 48)
{وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ (34) الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ}
“Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (34) Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”. (Fathir 35)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an
Dan tidak ada satu kenikmatan yang jauh lebih nikmat dirasakan oleh ahli surga selain saat mereka menjumpai Rabb-Nya, melihat wajah-Nya, bercengkrama dengan-Nya.
{وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ}
“Muka mereka (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)
Dalam sebuah hadits
عن صهيب الرومي – رضي الله عنه – : أنَّ رسولَ الله -صلى الله عليه وسلم- قال: إذا دخل أهلُ الجنّةِ الجنة ، يقول تبارك وتعالى : تريدون شيئا أزيدُكم ؟ فيقولون : ألم تُبَيِّضْ وجوهَنا ؟ ألم تُدخلْنا الجنةَ وتنجِّنا من النار ؟ قال : فيكشف الحجابَ ، فما أُعْطوا شيئا أحبَّ إليهم من النظر إلى ربِّهم تبارك وتعالى». زاد في رواية : ثم تلا هذه الآية : {للذين أحسنوا الحسنى وزيادة} [ يونس : 26] أخرجه أحمد (4/332) ومسلم (1/112) والترمذي (2552 و 3105) .
Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan surga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib
فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزٌّ
“Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (HR. Muslim no. 181).
قال محمد بن حسنويه: حضرت أبا عبد الله أحمد بن حنبل وجاءه رجل من أهل خراسان فقال: يا أبا عبد الله قصدتك من خراسان أسألك عن مسألة قال: له سل قال: متى يجد العبد طعم الراحة قال: عند أول قدم يضعها في الجنة .أبو يعلي الفراء : طبقات الحنابلة 1/291.
Suatu ketika Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah “Kapan seorang hamba merasakan nikmat istirahat.” Beliau manjawab: “Di awal pertama kali seorang hamba meletakan telapak kakinya di surga.”
Ibadallah, semoga Allah menyibukkan kita dengan berbagai amalan kebaikan selama di dunia dan menjadikan akhir hayat kita dalam keadaan Islam. Lalu mengantarkan kita di keharibaan-Nya.
بارك الله لي ولكم في القرآن، ونفعنا بما فيه من الآياتِ والهُدى والفُرقان، أقولُ هذا القولَ، وأستغفرُ الله لي ولكم ولسائرِ المسلمين من كل ذنبٍ، فاستغفِروه، إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Ke II
أحمد ربي وأشكرُه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريكَ له، وأشهد أن نبيَّنا وسيدَنا محمدًا عبدُه ورسولُه، اللهم صلِّ وسلِّم وبارِك عليه وعلى آله وأصحابه.
ثم إن الله – جل وعلا – أمرَنا بأمرٍ عظيمٍ، ألا وهو: الصلاةُ والسلامُ على النبي الكريم، فإنه وملائكته يصلون على النبي، ياأيها الذين آمنوا صلِّو عليه وسلِّموا تسليما
فاللهم صل وسلم وبارِك على نبيِّنا وحبيبِنا وقُدوتِنا محمدٍ، وارضَ اللهم عن الخلفاء الراشدين، والأئمةِ المهديين: أبي بكرٍ، وعُمر، وعثمان، وعليٍّ، وعن سائر الصحابةِ أجمعين، وعن التابعين ومن تبِعَهم بإحسانٍ إلى يوم الدين.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
اللهم انصر الإسلام والمسلمين في فلسطين وفي دول العرب وروهينغيا وفي أنحاء العالم أجمعين
اللهم وحد صفوف المسلمين واجمع كلمتهم
اللهم اشدد وطءتك على الكفار الذين يحاربون الإسلام والمسلمين
اللهم شتت شملهم ومزق حزبهم وفرق جمعهم
اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وأرينا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه
اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
ربنا آتِنا في الدنيا حسنةً، وفي الآخرة حسنةً، وقِنا عذابَ النار.
سبحان ربك رب العزة عما يصفون، وسلام على المرسلين، والحمد لله رب العالمين.
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون وفاذكرو الله يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون
Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus