Damaskus, MINA – Pemerintah Suriah kembali menghidupkan sektor pariwisata setelah mengalami penurunan signifikan sejak pecahnya perang saudara 2011 lalu. Pemimpin Suriah saat ini Ahmed al-Sharaa menyampaikan hal itu Rabu (12/2).
Pemerintah Suriah mulai mengambil langkah-langkah untuk memulihkan sektor pariwisatanya. Bandara Internasional Damaskus, yang sempat ditutup akibat konflik sudah kembali beroperasi sejak Desember 2024 lalu. Anadolu melaporkan.
Suriah adalah negara yang kaya akan sejarah. Wisatawan kebanyakan tertarik berkunjung ke situs-situs kuno seperti Palmyra, sebuah kota Yunani-Romawi yang sebagian besar dihancurkan oleh ISIS.
Lanskap gurun yang dihiasi kastil era Tentara Salib seperti Krak des Chevaliers juga tak kalah menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat ingin didatangi pelancong.
Baca Juga: Banyaknya Massa yang Hadir dalam Pemakaman Pemimpin Hezbollah Tunjukkan Kekuatan Perlawanan
Kementerian Perhubungan dalam pemerintahan transisi Suriah telah melakukan berbagai persiapan, termasuk perawatan fasilitas bandara, untuk memastikan kelancaran operasional penerbangan.
Selain itu, pemerintah transisi Suriah juga mencabut pemblokiran terhadap puluhan situs yang sebelumnya dilarang oleh rezim Assad.
Langkah ini bertujuan meningkatkan kebebasan berekspresi dan akses informasi bagi warga negara, serta mendukung upaya pemulihan dan pembangunan kembali negara.
Dalam perkembangan diplomatik, Qatar secara resmi membuka kembali kedutaannya di Damaskus pada 22 Desember 2024 lalu, setelah hampir 13 tahun ditutup.
Baca Juga: Parlemen Arab Tegaskan Dukungan terhadap Yordania dan Mesir
Pembukaan kembali kedutaan ini menandai dimulainya kembali hubungan diplomatik antara kedua negara dan diharapkan dapat berkontribusi pada stabilitas serta pembangunan kembali Suriah. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Yaman Tembakkan Rudal ke Jet Tempur dan Drone AS di Laut Merah