Tel Aviv, MINA – Hampir seluruh warga Israel, sebesar 94 persen menganggap pemerintah mereka gagal memberikan perlindungan dan harus bertanggung jawab atas runtuhnya sistem pertahanan di permukiman di wilayah Selatan.
Sebanyak 67 persen responden percaya kegagalan perang saat ini lebih besar daripada Perang Oktober tahun 1973.
Jajak pendapat publik terbaru Israel, yang diterbitkan hari Kamis (12/10) oleh situs berita Walla, menunjukkan bahwa sebanyak 56 persen warga Israel percaya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu harus mengundurkan diri pada akhir perang.
Hasil survei, termasuk 28 persen pemilih sayap kanan, sementara 52 persen percaya Menteri Pertahanan Yoav Galant harus mengundurkan diri setelah perang berakhir.
Baca Juga: Israel Cegah Adanya Perayaan Saat Tahanan Palestina Dibebaskan
Menurut jajak pendapat; 84 persen responden percaya penyerbuan pejuang Qassam ke permukiman di Gaza mencerminkan kegagalan kepemimpinan Israel, termasuk 79 persen pemilih sayap kanan.
59 persen responden mengatakan mereka tidak mempercayai manajemen perang yang dilakukan pemerintah, sementara 88 persen pemilih sayap kanan mengatakan mereka tidak mempercayai pemerintah.
Menurut jajak pendapat, mayoritas responden sebesar 92 persen menderita ketakutan dan panik setelah kejadian hari Sabtu, sepertiga di antaranya mengatakan mereka “sangat takut”.
Situasi di Palestina mulai memanas sejak Sabtu (7/10), ketika para pejuang Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah serangan ke wilayah permukiman Israel.
Baca Juga: Perbatasan Rafah Akan Dibuka dalam 14 Hari Setelah Pertukaran Tawanan
Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza. Respons Israel juga meluas dengan memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak 2007. (T/R7/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Isyaratkan Peralihan Fokus Serangan ke Tepi Barat
Baca Juga: Kekompakan Aparatur Pemerintah di Gaza Gagalkan Rencana Israel