Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Swedia Ingatkan Afghanistan di Ambang “Keruntuhan” Ekonomi

Rudi Hendrik - Ahad, 24 Oktober 2021 - 16:56 WIB

Ahad, 24 Oktober 2021 - 16:56 WIB

0 Views

(Foto: EPA)

Stockholm, MINA – Menteri Pembangunan Swedia Per Olsson Fridh memperingatkan bahwa Afghanistan berada di ambang “keruntuhan” ekonomi.

Namun ia mengatakan, Pemerintah Swedia tidak akan menyalurkan bantuan pembangunan melalui Taliban, Press TV melaporkan.

“Negara ini berada di ambang kehancuran dan keruntuhan, itu datang lebih cepat dari yang kita duga,” katanya, Sabtu (23/10).

Dia memperingatkan krisis ekonomi saat ini dapat memberikan lingkungan bagi kelompok teroris untuk berkembang.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Sebanyak 27 negara Uni Eropa, termasuk Swedia, telah meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan sejak Taliban mengambil alih pada Agustus, tetapi telah menghentikan bantuan pembangunannya.

Fridh mengatakan, Swedia akan meningkatkan kontribusi kemanusiaan melalui kelompok masyarakat sipil Afghanistan.

Banyak negara lain dan lembaga multilateral juga telah menghentikan bantuan pembangunan ke negara itu, dengan alasan keengganan untuk terlibat dengan penguasa baru Taliban.

Pakistan, bagaimanapun, mengatakan, keterlibatan langsung dengan Taliban adalah satu-satunya cara untuk mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

Menteri Informasi Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan pada Sabtu, keterlibatan dengan Taliban akan mendorong perlindungan hak asasi manusia dan pembentukan pemerintahan konstitusional yang inklusif.

Dia juga menyerukan pembebasan miliaran dolar aset Afghanistan yang telah dibekukan di luar negeri.

“Kita akan mendorong Afghanistan ke dalam kekacauan atau kita akan mencoba dan menstabilkan negara?” tanyanya.

Chaudhry mengatakan sudah waktunya Amerika Serikat, Cina dan kekuatan besar lainnya menetapkan kerangka kerja untuk pengakuan formal penguasa baru Afghanistan, dan untuk penghapusan sanksi PBB terhadap Taliban. (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Indonesia
Internasional
Internasional
Internasional
MINA Health