Yerusalem, MINA – Syaikh Ikrima Sabri mengatakan, panggilan interograsi yang ia terima dari polisi pendudukan Israel pada Senin bertujuan untuk memberangus dia setelah penentangannya pada rencana yang dinyatakan oleh menteri ekstremis Itamar Ben-Gvir terhadap Masjid Al-Aqsa.
Palinfo melaporkan pada Senin (2/1) Petugas polisi Israel menggerebek rumah Syaikh Sabri pada Senin pagi dan menyerahkan surat panggilan untuk diinterogasi.
“Pemanggilan ini datang setelah pemerintah Israel menerbitkan, melalui Ben Gvir, sebuah dokumen berbahaya berisi 11 item. Kami menyuarakan penolakan kami terhadap dokumen ini dan menganggapnya berbahaya. Saya yakin pemanggilan itu dikeluarkan karena posisi kami dalam hal ini,” katanya.
Dia memperingatkan, rezim Zionis itu ingin membungkam rakyat dan pejuang Palestina dan melaksanakan rencana mereka.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Syaikh Ikrimah menyampaikan, pemanggilan tersebut ilegal dan tidak dapat dibenarkan, bertujuan untuk mencegah penolakan terhadap dokumen itu
“Kami menegaskan bahwa posisi kami tidak dapat diubah, berdasarkan keyakinan yang tak tergoyahkan dan terkait dengan hak agama kami yang sah atas Masjid Al-Aqsa,” kata ulama Yerusalem itu.
“Kami dengan tegas menolak segala bahaya yang datang ke Masjidil Aqsa,” tegasnya.
Media Ibrani baru-baru ini menerbitkan sebuah dokumen yang berisi 11 item yang mengungkap bahaya besar yang dihadapi Masjidil Aqsa di masa mendatang.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
“Setiap bagian dari dokumen ini lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Ini adalah skema mengerikan yang bertujuan untuk memaksakan kendali penuh atas Masjid Al-Aqsa dan melepaskan Administrasi Wakaf Islam dari tanggung jawabnya atas urusan masjid tersebut,” pungkas Syaikh Sabri.(T/B03)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel