Banda Aceh, 18 Shafar 1438/18 November 2016 (MINA) – Imam Masjid Abdullah Azzam Gaza Palestina, Syaikh Mahmoud Kamal Alkhor Al-Hafidz menegaskan bahwa kesucian Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds atau Baitul Maqdis wajib dijaga oleh setiap Muslim di dunia, termasuk di Aceh.
“Tugas menjaga menjaga Masjid Al-Aqsha bukan hanya diemban oleh Muslim di Gaza saja, tapi juga seharusnya oleh setiap Muslim di dunia, “ ujar Syaikh Mahmoud Kamal Alkhor saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (16/11) malam.
Pengajian yang dimoderatori Kolektor Manuskrip Kuno Aceh, Tarmizi A. Hamid ini dihadiri puluhan jamaah rutin dari berbagai kalangan. Selain itu, turut hadir Wakil Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Syamsul Rijal M.Ag dan Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, Dr. M. Yasir Yusuf MA.
Syaikh Mahmoud memaparkan kondisi yang dihadapi bangsa Palestina saat ini, khususnya dalam upaya mempertahankan kesucian Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha) yang merupakan tempat kiblat pertama dan sekaligus tempat suci umat Islam.
Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa
Ia menyayangkan jika saat ini banyak muslim yang tidak paham posisi Baitul Maqdis bagi umat Islam, baik para remaja maupun orang tua. Padahal, dulu para pejuang Islam mempersembahkan segala-galanya demi menjaga kesucian Baitul Maqdis.
“Shalahuddin Al-Ayubi dulu berjuang sekuat tenaga sehingga berhasil membebaskan Masjid Al-Aqsha dari tangan musuh-musuh Islam. Namun hari ini masjid ini telah berkali-kali mengalami perusakan oleh zionis Yahudi Israel, “ ungkap Syaikh Mahmoud yang juga pengajar di Darul Qur’an Karim Gaza Palestina.
Ia menambahkan, untuk membela Masjid Al-Aqsha, juga merupakan kewajiban bagi para wartawan, para penulis dan sebagainya. Mereka harus menulis persoalan Baitul Maqdis sehingga semua umat Islam paham, tidak boleh menutup-nutupi persoalan masjid ini, sampai kemudian muslim seluruh dunia bisa mengunjungi Baitul Maqdis kapan saja.
Syaikh Mahmoud menceritakan, Israel hari ini sedang berupaya menggali terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha sehingga bisa runtuh tiba-tiba. Selain itu, saat ini tanah-tanah yang tersisa di Gaza sudah sangat terisolir, tiap hari diserang Yahudi.
Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum BebasKan Al-Aqsa
Bahkan, katanya, umat Islam di Palestina mengalami penderitaan sangat pedih. Mereka mengalami pembunuhan, dipukuli, semua ini dilakukan agar mereka tidak nyaman sehingga kemudian pergi dari Gaza.
“Bahkan kezaliman ini bukan hanya terjadi bagi warga Palestina saja, tapi juga para wisatawan. Ada wisatawan dari Yordania yang setelah shalat lalu di tembak mati zionis Yahudi. Juga, tidak jarang wisatawan non muslim datang ke Masjid Al-Aqsha lalu melecehkannya dengan sandal-sandal najis mereka,“ kisahnya.
Syaikh Mahmoud juga menyoroti kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat di mana ia sangat berkomitmen membela Yahudi yang menjajah Palestina. Syaikh menuturkan kekhawatirannya atas kemenangan Donald Trump di mana ia mengatakan urusan Yahudi adalah urusan Amerika Serikat.
Lalu bagaimana kita akan membebaskan Palestina yang terjajah sementara lawan sangat banyak? Syaikh Mahmoud mengatakan, minimal umat Islam di negara masing-masing bisa terus mengampanyekan pembebasan Masjid Al-Aqsha serta mendoakannya.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Meski demikian terdapat negara-negara muslim di dunia yang sangat familiar dengan anak-anak Palestina di Gaza. Anak-anak Palestina sangat mengenal nama-nama negara seperti Turki, Qatar, Indonesia dan Malaysia karena negara-negara ini, secara konsisten membantu Palestina.
Umat Islam di Gaza berterimakasih atas kepeduliaan negara-negara ini dan negara lainnya yang membantu. Syaikh Mahmoud juga menambahkan respon umat Islam di Gaza atas perjanjian damai antara Turki dan Israel. Perjanjian ini dipahami oleh umat Islam di Gaza sebagai strategi politik Presiden Erdogan untuk membantu umat Islam di Gaza. Faktanya, Erdogan sangat tidak suka terhadap penjajahan Yahudi atas Palestina.
Di akhir pengajian, Syaikh Mahmoud menerangkan, ia datang ke Indonesia bukan untuk meminta bantuan, namun memberitahu persoalan Palestina, khususnya Masjid Al-Aqsha adalah persoalan umat Islam seluruhnya. Syaikh Berada di Aceh dalam jadwal lawatannya ke beberapa negara muslim. (L/R05/R02)
Mi’raj Islmaic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol