Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Kunci Sanad Ulama Nusantara

Redaksi Editor : Arif R - 41 detik yang lalu

41 detik yang lalu

1 Views

SYEIKH Sayyid Ahmad Zainid Dahlan

SYEIKH Sayyid Ahmad Zainid Dahlan lahir dari keluarga yang menjaga tradisi keislaman. Berasal dari keturunan Sayyid dari jalur Sayyidina Hasan cucu Rasulullah. Kehadiran Sayyid Ahmad Zaini Dahlan memiliki arti penting dalam jaringan para ulama khususnya Indonesia, karena hampir seluruh para ulama besar sesudahnya berada pada jejaring murid dari murid Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.

Sayyid Zaini Dahlan demikian beliau biasa disebut, mengawali belajarnya kepada ayahnya yang dikenal seorang yang taat dan menjunjung tinggi ajaran Datuknya Rasulullah. Setelah menghafal berbagai macam bait-bait matan dari berbagai ilmu, Sayyid Zaini Dahlan kemudian mempelajari Al-Qur’an dengan berbagai cabang keilmuan yang ada didalamnya. Beliau disebutkan oleh Sayyid Bakhri Syatta Pengarang Kitab I’anatuththalibin yang juga muridnya, bahwa Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan menguasai berbagai Qira’at, bahkan menghafal dengan mutqin Matan Syatibiyah dan Jazariyah yang merupakan panduan dalam memahami ilmu bacaan Al-Qur’an.

Semenjak kecil Sayyid Ahmad Zaini Dahlan telah dikenal ketekunannya dalam menuntut ilmu pengetahuan. Selain cerdas, saleh, beliau juga sangat bersungguh-sungguh dalam memahami berbagai cabang keilmuan yang diajarkan oleh para ulama di Kota Mekkah sehingga tidak mengherankan bila kemudian beliau menjadi seorang ulama besar pada masanya, dan bahkan menjadi Syeikhul Islam artinya seseorang yang memiliki kompetensi berbagai cabang keilmuan yang mumpuni.

Tentu kealiman Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan tidak bisa terlepas dari didikan para ulama Kota Mekkah ketika itu. Di antara ulama yang dianggap sebagai Syeikh futuh beliau atau guru yang banyak berperan dalam pengembangan keilmuan beliau adalah Syeikh Usman bin Hasan Dimyathi al Azhari.

Baca Juga: Teungku Chik di Awe Geutah, Jejak Sumur Penawar dan Zamzam dari Tanah Arab

Syeikh Usman ialah pemuka ulama Mesir yang mendapatkan ilham untuk datang ke Kota Mekkah dan membuka halaqah keilmuan, dan salah satu murid yang mewujudkan ilham tersebut adalah Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Karena dari Syeikh Sayyid Zaini Dahlan kemudian membentuk jejaring ulama yang sangat banyak, bahkan beliau bisa digolongkan sebagai Syeikhul Masyayikh atau Mahaguru ulama di nusantara.

Banyak sekali ulama dari berbagai wilayah yang kemudian belajar dan menimba ilmu dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Sebut saja di antara para ulama tersebut adalah: Syeikh Sayyid Abu Bakar Syatta al-Dimyathi, Syeikh Nawawi al Bantani, Syeikh Saleh Darat Semarang, Syeikh Abdul Hamid Kudus, Syeikhuna Cholil Bangkalan, Sayyid Abdullah Zawawi, Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau, Tuan Kisai Syeikh Amrullah, Sayyid Utsman Mufti Batavia, Syeikh Sayyid Ali Al-Maliki, Syeikh Abdul Wahab Basilam, dan beberapa ulama dari Fathani Thailand seperti pengarang Kitab Mathla’ul Badrain, Aqidatun Naji’in dan lain-lain.

Bahkan beberapa ulama besar Aceh diperkirakan berguru kepada beliau adalah Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee, Teungku Chik Di Tiro, Teungku Chik Pantee Kulu, Teungku Chik Pantee Geulima, karena masa kedatangan para ulama Aceh tersebut, ketika puncak karier ilmiahnya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.

Adapun Syeikh Abdul Wahab Tanoh Abee yang dikenal dengan Teungku Chik Tanoh Abee Qadhi Rabbul Jalil kerajaan Aceh disebutkan selain mengambil ijazah sanad dari Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, juga sempat berguru kepada gurunya Sayyid Ahmad Zaini yaitu Syeikh Utsman bin Hasan al Dimyathi. Karena usia antara kedua orang ulama itu berdekatan.

Baca Juga: Sri Aminah, Ikan Asin, dan Kisah ‘Kebersamaan yang Meredup’

Syeikh Sayyid Zaini Dahlan diperkirakan lahir tahun 1816 dan wafat pada tahun 1886. Pada saat beliau menjadi Mufti Syafi’i untuk kota Mekkah, ada ulama besar dari India yang memcari suaka politik ke Mekkah yaitu Syeikh Rahmatullah Hindi. Syeikh Rahmatullah Hindi inilah sosok pendiri Madrasah Saulatiah yang banyak mengkader ulama-ulama di Indonesia. Bahkan pendiri Darul Ulum Mekkah juga lulusan Madrasah Saulatiah tersebut.

Selain sebagai ulama yang banyak mengkader para ulama generasi sesudahnya, Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan juga seorang ulama penulis. Banyak kitab-kitab yang beliau tulis tersebar ke seluruh penjuru dunia, baik dalam bidang sejarah, fikih, tauhid, tasauf dan ilmu Gramatika Arab. Salah satu karyanya adalah Kitab Mukhtasar Jiddan yang merupakan ulasan tuntas untuk Matan Jurumiyah.

Kitab Mukhtasar merupakan kitab yang membahas ilmu nahwu, dimana Syeikh Sayyid Zaini Dahlan dibagian awal kitab menyebutkan kisah asal muasal ilmu nahwu. Dibagian awal kita tersebut juga beliau mengulas tentang mabadi’ asyarah atau pengantar awal sebelum mengkaji ilmu nahwu secara mendalam.

Dari tulisannya nampak beliau seorang yang berfikir sistematis dan langsung ke persoalan. Hal yang menarik dari Kitab Mukhtasar Jiddan beliau dibagian akhir juga menceritakan secara sekilas tentang penyusunan  Matan Jurumiyah yang banyak disyarah oleh para ulama dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Abu Ishaq Al-Amiry; Sufi Pendiri Dayah Ulee Titi Aceh Besar

Pada masa hidupnya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan juga puncak dari pergerakan Wahabiyah di Kota Suci Mekkah. Dan beliau termasuk ulama yang banyak membantah kekeliruan pemahaman dari aliran tersebut. Beliau dengan gamblang dan jelas mengkritisi hal-hal yang meleset dari pemahaman Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab. Sebagai seorang ulama, Syeikhul Islam dan Mufti Syafi’i, Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan telah menyelesaikan risalah sebagai waratsah nubuwah.

Beliau juga seorang ulama mujaddid yang telah mentajdid agama dengan murid-muridnya yang tersebar di seluruh dunia Islam. Setelah berbagai kiprah yang besar, pada tahun 1886 dalam usia sekitar 70 tahun wafatlah ulama besar tersebut di Madinah. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan. [Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Thohriyah, Keluar dari PNS Berdakwah Menemani Suami

Rekomendasi untuk Anda

Sosok
Sosok
Sosok
Sosok
Sosok