Syeikh Wakil Berbagai Suku Yordania Bertemu Presiden Israel

Reuven Rivlin (tengah) bersama syeikh suku asal Yordania. (Foto: Kepresidenan Israel)

 

Yerusalem, 21 Sya’ban 1438/18 Mei 2017 (MINA) – Sekelompok syeikh suku Yordania bertemu dengan Presiden Israel pada hari Rabu di kediamannya di Yerusalem yang diduduki dalam rangka usaha perdamaian.

Syeikh suku Yordania itu dilaporkan mewakili suku-suku dari negara mereka.

Pertemuan tersebut merupakan bagian dari kunjungan lima hari kelompok syeikh itu ke Israel untuk bertemu dengan sejumlah pemimpin Israel.
“Sejarah kita di Israel adalah 210 tahun hubungan terus-menerus dengan masyarakat Arab di Tanah Israel, dan tentu saja dengan sheikh Badui,” kata Presiden Reuven Rivlin, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.

Pertemuan Ini berlangsu8ng beberapa hari setelah orang-orang Palestina pada 15 Mei memperingati hari Nakba (bencana) yang ke-69 tahun. Pada tahun 1948, Israel yang baru lahir telah menyebabkan perpindahan terpaksa terus menerus ratusan ribu orang Palestina dan keturunan mereka dari tanah air mereka sendiri.

Kemudian pada perang tahun 1967, Israel menaklukkan wilayah Palestina yang tersisa termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang oleh masyarakat internasional sampai nsaat ini tidak diakui sebagai wilayah Israel dan dianggap sebagai pendudukan Israel yang kini tahun 2017  telah memasuki tahun ke-50.

“Ketika Anda berkeliling di Yerusalem, Anda akan melihat bagaimana Muslim pergi ke masjid, orang Kristen ke gereja, dan Yahudi ke rumah ibadat,” kata Rivlin.

Namun, di bawah pendudukan Israel, umat Islam menghadapi pembatasan dan serangan yang meningkat di tempat suci mereka. Orang-orang Kristen tidak bernasib jauh lebih baik.

Para syeikh mengucapkan terima kasih kepada Presiden atas ‘sambutan hangatnya’.

“Kami datang ke sini untuk melaksanakan proses perdamaian atas nama pemimpin Kerajaan Hashemite, dan kami membawa kata-kata damai untuk semua orang yang dengannya kami berbicara,” kata seorang syeikh.
Yordania adalah satu dari dua negara Arab yang telah menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Israel, yang lainnya adalah Mesir. Namun, normalisasi hubungan dengan Israel tetap sangat tidak populer di kalangan rakyat Yordania. (T/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)