Oleh Mustofa Kamal, Pendakwah Medsos, Alumni Tarbiyah Wustho Lampung
Taat artinya patuh atau mematuhi. Taat juga bisa diartikan setia (loyal). Maka orang-orang yang beriman hendaklah patuh dan setia, mematuhi dan mempunyai loyalitas.
Patuh dan loyalitas orang yang beriman adalah kepada Allah, Rasul-Nya dan Ulil Amri. Seperti yang tertuang di dalam Al-Quran :
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَـٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍۢ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌۭ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An-Nisa (4) Ayat 59)
Baca Juga: Menjaga Ukhuwah Islamiyah dalam Kehidupan Berjama’ah
Pada ayat lain Allah telah berfirman :
مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ ٱللَّهَ ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًۭا
Artinya: “Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS An-Nisa [4] : 80).
Lafadz أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ = taatlah kamu kepada Allah adalah sebagai fi’il amar (perintah) kepada fa’il (kamu orang-orang yang beriman). Adapun lafaz Allah lafdul jalalah adalah maf’ulnya. Kemudian yang menyertai untuk ditaati yakni Rasulullah dan juga Ulil Amri di antara orang-orang beriman.
Selama Haq
Baca Juga: Tiga Pilar Hijrah: Fondasi Perubahan Menuju Kehidupan Islami
Haq adalah adalah kebenaran yang nyata kebenarannya dari sudut pandang Allah. Sedang kebalikannya adalah batil, yakni keluar dari kebenaran yang telah di tetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Standar kebenaran yang sesungguhnya adalah kebenaran yang telah ditetapkan Allah dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah dalam sunahnya. Benar menurut manusia masih relative. Benar menurut kebanyakan manusia, belum tentu benar menurut Allah.
Maka dalam pelaksanaan syar’at, setelah berbaiat kepada Imaam, realisasinya adalah ketaatan selama haq.
Hal ini seperti sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam :
Baca Juga: 10 Hikmah Hidup Berjama’ah dari Qur’an dan Sunnah
مَنْ أَطَاعَنِيْ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ، وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيْرِي فَقَدْ أَطَاعَنِي، وَمَنْ عَصَى أَمِيْرِي فَقَدْ عَصَانِي.
Artinya: “Barangsiapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku sungguh ia telah mendurhakai Allah. Barangsiapa yang taat pada pemimpinku sungguh ia telah taat padaku, dan barangsiapa yang durhaka pada pemimpinku sungguh ia telah durhaka padaku.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Pada hadits lain dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ’Anhu, Rasulullah berkata:
بَايَعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي المَنْشَطِ وَالمَكْرَهِ
Artinya: “Kami membaiat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berjanji setia untuk mendengar dan taat, baik ketika kami semangat maupun ketika tidak kami sukai.” (HR Bukhari dan Muslim).
Pada hadits lain disebutkan dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: 10 Akhlak Mulia yang Wajib Dimiliki oleh Muslim
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ.
Artinya: “Wajib atas seorang Muslim untuk mendengar dan taat pada apa-apa yang ia cintai atau ia benci kecuali jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan. Jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat.” (HR Bukhari – Muslim).
Dan masih banyak dalil-dalil tentang mendengar dan taat. Semoga kita semua kaum Mukminin di manapun berada dapat melaksanakan ketaatan kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri. Aamiin. (A/mus/RS2)
Mi’raj News Ageny (MINA)
Baca Juga: Tujuh Perkara Penyebab Rusaknya Hati