Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun Ajaran Baru di Al-Quds Dimulai Lebih Awal

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 17 Juli 2018 - 08:48 WIB

Selasa, 17 Juli 2018 - 08:48 WIB

14 Views

 

Al-Quds, MINA – Tahun ajaran baru dimulai pada hari Senin (16/7/2018), lebih awal dari biasanya, di desa Khan al-Ahmar, timur Yerusalem, dalam upacara yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Sabri Saidam dan pejabat lainnya. WAFA melaporkan.

Sekolah desa itu, nerupakan satu-satunya di daerah yang melayani lima komunitas Badui di dekatnya dengan sekitar 170 siswa, saat ini berada di bawah ancaman pembongkaran dan pengusiran Israel untuk membangun pemukiman Yahudi ilegal di tempatnya.

Tahun ajaran baru di Palestina biasanya dimulai pada tanggal 1 September. Namun karena keadaan khusus yang dihadapi di Khan al-Ahmar dan ancaman terhadapnya dan sekolahnya, Departemen Pendidikan memilih untuk mempercepat lebih awal.

Baca Juga: Belanda Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Gaza dengan Kirim Anjing Militer ke Israel

“Diharapkan jika Israel melanjutkan dengan rencana pembongkarannya, akan ditentang oleh seluruh komunitas dunia dan PBB,” pernyataan Departemen Pendidikan.

Kedatangan pejabat Departemen Pendidikan ke desa Khan al-Ahmar, tidaklah mudah.

Militer Israel telah memasang penghalang jalan dan gerbang besi di pintu masuk desa, yang terletak di jalan utama Yerusalem-Jericho, untuk mencegah akses Palestina ke sana.

Namun demikian, lebih dari 70 siswa dan orang tua mereka dapat sampai di sana, bersama dengan para pejabat Palestina, untuk memulai sekolah.

Baca Juga: Israel Bebaskan 10 Tahanan Palestina dalam Kondisi Memprihatinkan

Pejabat setempat menekankan protes keras terhadap rencana penghancuran atau pemindahan Khan al-Ahmar.

“Hal itu akan ditentang dan diperangi dengan sangat kuat,” ujar pejabat tersebut.

Pengadilan Tinggi Israel telah menunda tindakan apa pun terhadap Khan al-Ahmar hingga pertengahan Agustus, untuk mendengar alasan pemerintah Israel yang akan menghancurkannya.

Pengadilan yang sama sebelumnya telah memberi lampu hijau kepada tentara untuk memindahkan desa dan penduduknya. Namun tampaknya mengubah posisinya setelah presentasi bukti-bukti baru yang membuktikan kepemilikan Palestina atas tanah desa tersebut dan menghadapi kecaman internasional yang kuat. (T/RS2/P1)

Baca Juga: Lebih dari 70% Sekolah di Gaza Terkena Serangan Langsung Israel

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda