Jakarta, 10 Jumadil Akhir 1438/ 9 Maret 2017 (MINA) – Tainan Universities Alliance menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan 35 universitas di dalam jaringan Universitas Muhammadiyah untuk kerjasama pertukaran mahasiswa berbakat.
Walikota Tainan Lai Ching-Te menyatakan kerjasama antara Tainan Universities Alliance dan Universitas Muhammadiyah ini mencakup pertukaran mahasiswa, pengajar dan bersama mengembangkan mata kuliah.
“Tainan adalah kota tua di Taiwan, sebagian besar universitas di Tainan Universities Alliance memiliki keunggulan berbagai ilmu dan riset pendidikan,” ujar walikota Lai pada acara penandatangan MoU di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (10/3).
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Indonesia sebagai negara besar Asia Tenggara juga memiliki kebudayaan yang sangat banyak, budaya yang kaya, merupakan negara yang diperhitungkan oleh Taiwan dalam menjalankan Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southbound Policy).
Walikota Lai mengajak mahasiswa Tainan berkunjung ke Indonesia. “Saling mengunjungi dan saling belajar antar mahasiswa merupakan hal yang sangat baik untuk menambah wawasan,” pungkasnya.
“Saat ini ada 5.074 mahasiswa Indonesia yang belajar di Taiwan. Diharapkan kerjasama pendidikan antara Tainan Universities Alliance dan Universitas Muhammadiyah ini akan meningkatan persaudaraan dan saling memahami antar mahasiswa kedua negara,” ujar kepala Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) John Chen yang turut hadir dalam acara.
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, mengatakan dengan kerjasama ini akan menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
“Kami menyambut baik dan optimistis terkait kerja sama pendidikan ini. Kerja sama ini tentu meningkatkan hubungan Indonesia dan Taiwan serta menumbuhkan rasa toleransi dan adanya pluralisme walaupun berbeda agama,” ungkapnya.
Dari 23 juta penduduk Taiwan, Muslim hanya terhitung 50 ribu orang. Ini membuktikan, Muslim menjadi minoritas, namun tak ada perbedaan apalagi diskriminasi di Taiwan.
Muslim sendiri menjadi minoritas dari minoritas di Taiwan. Namun, tak ada diskriminasi di negara tersebut. Hal ini terlihat bahwa Taiwan menyediakan banyak mushola di sejumlah kampus untuk umat Muslim beribadah.
“Banyak umat Muslim dari Indonesia belajar dan bekerja di Taiwan. Kami harap, warga Muslim di Taiwan aman dan menikmati hidup di negara kami,” ujar John.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
John juga menjamin, warga Muslim maupun non-Muslim di Taiwan akan terjamin keamanannya karena terlindungi oleh hukum dan ia menegaskan bahwa Taiwan adalah negara yang berdemokrasi. (L/R07/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah