Gaza, MINA – Warga Palestina di Jalur Gaza kini menghadapi bahaya besar akibat kelangkaan pangan ditengah berlanjutnya agresi militer yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober 2023.
“Keluarga Palestina makan setengah porsi setiap dua hari sedangkan warga di Gaza Utara bahkan tidak dapat menemukan makanan untuk dimakan akibat perang pemusnahan yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza selama berbulan-bulan,” kata Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabta seperti dikutip oleh Anadolu Agency, Senin (12/2).
“Pendudukan mencegah truk-truk bantuan kemanusiaan menuju Kegubernuran Jalur Gaza Utara. Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza Utara kini telah melampaui tahap bencana,” tambahnya.
Thawabta mendesak pendudukan Israel untuk bertanggungjawab atas blokade di Jalur Gaza dan mencegah datangnya bantuan.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Ia juga menyerukan penghentian serangan terhadap warga sipil, mengakhiri perang dan menekan Israel untuk mencabut blokade di Jalur Gaza.
Israel mengabaikan putusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ) dengan melanjutkan agresinya di Jalur Gaza yang telah menyebabkan 28,176 warga Palestina syahid, sebagian besar perempuan dan anak-anak serta 67.784 lainnya luka-luka, menurut Otoritas Kesehatan Palestina.
Serangan membabi-buta Israel juga telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur wilayah kantong tersebut hancur atau rusak, menurut PBB. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant