DI TENGAH derasnya arus media sosial, dunia seolah menyanjung angka-angka semu: like, share, dan followers. Tak sedikit kaum muslimah yang terjerat dalam euforia ini. Menjadi “terkenal” di dunia maya kerap lebih diprioritaskan daripada menjaga kehormatan diri. Padahal, dalam Islam, iffah—rasa malu dan menjaga kehormatan—adalah mahkota wanita muslimah yang tak ternilai harganya. Maka, wahai muslimah, jangan pernah tukarkan iffahmu hanya demi pujian fana dan perhatian semu.
Era digital memang memudahkan dakwah, ilmu, dan silaturahim. Namun di balik itu, era ini juga menjadi ladang fitnah yang luas. Konten yang menampakkan aurat, memperlihatkan gaya hidup glamor, bahkan mempermainkan agama demi popularitas kini menjadi tontonan sehari-hari. Ketika hati tak waspada, perlahan fitnah itu menyusup, menggerogoti iffah yang seharusnya dijaga rapat.
Muslimah adalah permata. Dirimu mahal, berharga, dan tak boleh sembarangan dipamerkan. Sayangnya, banyak yang mulai merasa biasa saat menampakkan diri dengan cara yang tak layak, mengunggah konten dengan tujuan “engagement”, tanpa sadar membuka celah bagi syahwat mata yang memandang dan mematikan kesucian jiwa. Seorang muslimah yang membaca Al-Qur’an setiap hari, tak sepatutnya membiarkan dirinya menjadi sumber dosa bagi orang lain.
Malu Jika Ibadah Tak Membentuk Akhlak
Baca Juga: Jejak Iman dalam Rumah Tangga: Belajar dari Keluarga Hajar dan Sarah di Hari Raya Qurban
Malu, itulah ciri utama seorang wanita yang menjaga iffah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, di mana malumu saat tubuhmu menjadi konsumsi publik? Di mana malumu ketika ayat-ayat suci mengalir di lisanmu, tapi auratmu diumbar? Di mana malumu ketika kamu mengaku muslimah, tapi tak segan mengejar validasi dari orang-orang yang bahkan tak kau kenal?
Sadarilah, ibadah bukan sekadar ritual, tapi juga harus membentuk karakter. Malu jika shalat dan tilawah dilakukan tiap hari, tapi tetap suka pamer. Malu jika berdzikir dengan lisan, tapi hati masih terobsesi jadi viral. Sejatinya, wanita shalihah bukan yang dikenal banyak orang, tapi yang dikenal oleh langit karena taat dan menjaga diri.
Banyak muslimah yang hari ini berhijab, namun masih belum paham makna iffah yang sesungguhnya. Berjilbab, tapi tak ragu menari di depan kamera. Menutup aurat, tapi menggoda lewat gaya bicara dan sorotan mata. Iffah bukan hanya tentang pakaian, tapi tentang keutuhan akhlak dan rasa malu yang jujur kepada Allah.
Aku Berharga karena Allah yang Menilainya
Baca Juga: Bidadari Dunia: Menjadi Muslimah Tangguh di Zaman Penuh Ujian
Ingatlah, wahai muslimah, kamu tidak sedang berlomba dengan para selebgram atau content creator. Hidupmu bukan untuk membuat orang lain kagum, tapi agar Allah ridha. Ukuran kebahagiaan bukan banyaknya like, tapi ketenangan karena menjaga harga diri. Ukuran kesuksesan bukan viral di dunia, tapi mulia di akhirat.
Engkau tidak perlu menampakkan kecantikanmu agar dihargai. Allah telah menciptakanmu sempurna dan berharga, bukan untuk dibandingkan. Muslimah tidak membutuhkan tepuk tangan manusia jika Allah sudah memujinya di langit.
Jangan kejar validasi manusia yang hatinya berubah-ubah. Hari ini mereka memujimu, besok bisa mencelamu. Tapi Allah? Jika engkau jaga iffah dan taqwa, maka Dia akan membukakan pintu kemuliaan yang lebih hakiki.
Kadang kita tidak sadar, sedikit demi sedikit hati kita menjadi beku. Awalnya hanya iseng tampil cantik di story, lalu terbiasa. Awalnya hanya upload satu dua konten selfie, lama-lama jadi candu. Hati pun mulai kehilangan rasa malu, padahal rasa malu adalah benteng keimanan. Kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)
Baca Juga: Tips Islami Menjadi Istri Idaman: Menyentuh Surga Lewat Cinta dan Taqwa
Hentikan sebelum hati mati. Hentikan sebelum lisan yang mengaji tidak lagi menyentuh hati. Hentikan sebelum kamu lupa bahwa Allah melihat setiap frame, setiap gesture, setiap postingan. Jangan sampai wajah yang disukai banyak orang menjadi penyebab kamu dimurkai oleh Tuhanmu.
Sesungguhnya, fitnah terbesar bagi wanita adalah dirinya sendiri. Dan salah satu bentuk kemenangan wanita adalah ketika ia mampu mengalahkan hawa nafsunya untuk tampil, dipuji, dan diperhatikan. Menjaga iffah bukan tanda ketinggalan zaman, tapi bukti kemuliaan yang tak bisa dibeli oleh dunia.
Iffah: Kemuliaan yang Membuka Pintu Surga
Iffah bukan hal kuno. Ia adalah kekuatan sejati seorang wanita. Dalam iffah, ada harga diri, ada iman, ada kehormatan, dan ada keberkahan. Jangan biarkan dunia digital merampasnya. Jangan sampai kamu merasa lebih cantik di depan kamera, tapi hancur di hadapan Allah. Jangan bangga saat banyak like di postingan, tapi tak ada amal yang ditulis malaikat.
Baca Juga: Suara Aktivis Maemuna Center Indonesia Kuatkan Dukungan untuk Gaza
Wahai muslimah, ingatlah: popularitas bisa hilang dalam sekejap, tapi iffah yang kau jaga akan mengangkat derajatmu di sisi Allah. Jadilah wanita yang dicintai bukan karena tampilan, tapi karena iman. Jadilah muslimah yang dirindukan bukan karena konten viral, tapi karena akhlak mulia yang melekat.
Tak usah takut menjadi asing di dunia yang ramai maksiat. Tak usah ragu tetap sederhana saat yang lain berlomba pamer. Karena surga bukan untuk yang viral, tapi untuk yang sabar menjaga diri. Karena kelak, yang ditanya bukan seberapa banyak followers-mu, tapi seberapa besar takwamu.
Hidup ini hanya sekali. Mau digunakan untuk apa? Mau jadi wanita mulia di hadapan Allah, atau hanya seleb dunia yang lupa daratan? Pilihannya ada di tanganmu. Kamu bisa memutuskan untuk menolak segala bentuk eksploitasi diri, dan mulai memperkuat iffah. Kamu bisa menjadi inspirasi bukan karena pakaian, tapi karena keteladanan dan kemuliaan akhlak.
Maka katakanlah dalam hatimu, wahai muslimah:
“Tak akan kutukar iffahku dengan like dan followers!”
Karena aku tahu, diriku terlalu berharga untuk dibeli oleh dunia yang fana.[]
Baca Juga: Bukan Zamannya Lagi Muslimat Cengeng: Saatnya Tegar, Cerdas, dan Berilmu
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tadrib Al-Quds dan Palestina untuk Muslimah, AWG: Zionis Tak Berhak Atas Tanah Palestina