Tel Aviv, MINA – Surat kabar Israel Maariv menerbitkan peringatan keras dari koresponden militernya Avi Ashkenazi yang menilai taktik tempur baru Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, telah menjadikan tentara Israel seperti bebek di lapangan tembak.
Ashkenazi menilai perkembangan pertempuran di Gaza menunjukkan kegagalan militer Israel dalam belajar dari kesalahan masa lalu maupun beradaptasi dengan perang gerilya. Ia juga mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menurutnya hanya membanggakan pencapaian semu tanpa visi strategis nyata.
“Satu-satunya jawaban sebenarnya adalah segera mengakhiri perang untuk mencegah kerugian yang lebih besar,” kata Ashkenazi seperti dilansir Middle East Monitor, Kamis (11/9)
Menurut laporan tersebut, Hamas kini mengubah strategi dengan fokus menargetkan tentara alih-alih tank, menyadari keterbatasan menghadapi teknologi militer canggih Israel. Taktiknya dimulai dengan menembak komandan tank menggunakan sniper atau senjata jarak dekat, lalu pejuang Al-Qassam melemparkan bahan peledak ke dalam tank untuk membunuh awaknya.
Baca Juga: Hamas: Upaya Pembunuhan Tidak Akan Hentikan Perlawanan Palestina
“Hal ini sudah terjadi lima kali di Gaza,” ujar Ashkenazi.
Ia menambahkan, pasukan Israel yang kembali dari misi di Kota Gaza, terutama di kawasan utara, sering berada dalam posisi bertahan. Saat konvoi melambat atau berhenti, mereka mudah menjadi target penyergapan.
“Mereka (Al-Qassam) perencana yang baik; kita melihatnya di Khan Younis dan tempat lain. Sementara itu, tentara kita terus gagal mengambil pelajaran,” ujarnya.
Meski Israel telah menggelontorkan miliaran shekel untuk sistem perlindungan dan persenjataan, Ashkenazi menyimpulkan hasilnya tetap suram.
Baca Juga: Syaikh Ali Al-Qaradaghi: Membela Gaza Hari Ini Adalah Menjaga Masa Depan Umat
“Alih-alih menjadi pihak yang menginisiasi, kita hanya berinvestasi dalam perlindungan. Dan pada akhirnya, yang terjadi tetap terjadi. Kita ibarat bebek duduk di lapangan tembak,” katanya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Gizi Memburuk, Makin Banyak Anak Gaza Meninggal