Kabul, MINA – Taliban Afghanistan memperingatkan pada Ahad (4/4) bahwa mereka akan melanjutkan serangan skala penuh jika perjanjian damai yang ditandatangani dengan AS pada bulan Februari tidak diikuti atau dilanggar.
Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid menuduh pemerintah Afghanistan menunda pembebasan 5.000 tahanan Taliban yang dijanjikan di bawah perjanjian, Anadolu Agency melaporkan.
“Imarah Islam sejauh ini tetap berkomitmen pada perjanjian dan isinya. Para pejabat AS juga mengakui bahwa mujahidin Imarah Islam telah bertindak atas kompromi,” kata Mujahid dalam sebuah pernyataan, merujuk pada pemerintah bayangan Taliban.
“Sampai pembicaraan intra-Afghanistan mengarah pada perjanjian terpisah dengan para pemimpin Afghanistan, Taliban dapat menyerang pusat-pusat militer pemerintahan Kabul tetapi telah menahan diri untuk tidak melakukannya,” ia menambahkan
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Sisi Amerika dan pendukung militer internal dan eksternal mereka telah melakukan beberapa pelanggaran, termasuk tidak membebaskan 5.000 tahanan, melakukan serangan terhadap pusat-pusat Taliban dan serangan dan pemboman pemukiman sipil,” kata Mujahid.
Ia mengungkapkan, perjanjian tersebut telah dilanggar di provinsi Afghanistan Helmand, Kandahar, Farah, Kunduz, Nangarhar, Paktia, Badakhshan, Balkh dan bagian lain negara itu, rinciannya telah dikomunikasikan kepada pihak Amerika dari waktu ke waktu.
Mujahid mendesak AS untuk menghormati isi perjanjian dan meminta sekutu-sekutunya di Afghanistan untuk mengikuti perjanjian.
“Jika pelanggaran seperti itu terus berlanjut, itu akan menciptakan suasana ketidakpercayaan yang tidak hanya akan merusak perjanjian tetapi juga memaksa mujahidin untuk menanggapi hal yang sama dan akan meningkatkan tingkat pertempuran,” katanya.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Taliban telah menuntut pembebasan 5.000 militan mereka sebagai imbalan atas pembebasan 1.000 tawanan, termasuk pejabat pemerintah Afghanistan dan personel keamanan.
Namun, pemerintah Afghanistan bersikeras membebaskan mereka secara bertahap bersamaan dengan pembicaraan intra-Afghanistan dan gencatan senjata. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza