Kabul, MINA – Rezim Taliban di Afghanistan menggelar perayaan empat tahun berkuasa pada Jumat (15/8), meski hingga kini hanya satu negara yang resmi mengakui pemerintahan mereka, yaitu Rusia.
Sejumlah parade berlangsung di berbagai kota, termasuk Kabul, dengan helikopter menjatuhkan bunga dan bendera putih-hitam “Emirat Islam Afghanistan” berkibar di sudut ibu kota, menandai jatuhnya kota tersebut ke tangan Taliban pada 15 Agustus 2021.
Sehari sebelumnya, anggota Taliban menggelar acara di sebuah lapangan dekat bekas Kedutaan Besar Amerika Serikat yang kini tutup, simbol musuh mereka selama dua dekade pemberontakan. Mereka mengibarkan bendera, menyalakan kembang api, dan menyampaikan pesan kemenangan.
Berbeda dengan tahun lalu yang menampilkan parade militer besar di Pangkalan Udara Bagram, pusat operasi pasukan pimpinan AS, tahun ini acara tersebut dibatalkan tanpa penjelasan resmi dari pihak Taliban.
Baca Juga: UEA Terjunkan Bantuan Melalui Udara ke-72 untuk Gaza
Meski merayakan kekuasaan, Taliban tetap menghadapi isolasi internasional. Hingga kini hanya Rusia yang memberi pengakuan diplomatik resmi, sementara hubungan dengan sejumlah negara seperti Tiongkok, Uni Emirat Arab, dan negara-negara Asia Tengah masih sebatas kerja sama pragmatis.
Beberapa pertemuan juga dilaporkan dengan pejabat dari Norwegia, Inggris, dan Amerika Serikat, namun belum berujung pada pengakuan formal.
Di dalam negeri, rezim Taliban hampir tidak menemui oposisi, namun tetap menghadapi krisis besar, mulai dari lemahnya perekonomian, berkurangnya bantuan internasional, hingga masuknya jutaan pengungsi Afghanistan yang dipulangkan dari negara tetangga.
Sementara itu, para ahli independen yang ditunjuk Dewan HAM PBB memperingatkan agar komunitas internasional tidak menormalkan hubungan dengan Taliban. Mereka menilai pemerintahan Taliban menjalankan sistem yang otoriter, menindas perempuan secara sistematis, membatasi kebebasan media, menekan oposisi, dan tidak menghormati hak asasi manusia. []
Baca Juga: Jelang Hari Kemerdekaan, Pakistan Luncurkan Pasukan Roket Militer
Mi’raj News Agency (MINA)