Washington, MINA – Sebanyak 4.000 penerjun payung Amerika Serikat (AS) telah diperintahkan untuk dikerahkan ke wilayah Timur Tengah setelah protes massa di luar Kedutaan Besar AS menimbulkan ancaman pada perwakilan itu.
Pemrotes dibuat marah oleh agresi militer AS yang banyak menimbulkan korban mematikan baru-baru ini di negara Arab itu, demikian Press TV melaporkan.
Sekitar 4.000 penerjun payung yang dikenal sebagai Deployment Ready Brigade (DRB), telah diperintahkan mempersiapkan diri kemungkinan penempatan di hari-hari mendatang di Kuwait, tiga pejabat pertahanan AS mengatakan kepada Fox News pada hari Selasa (31/12).
Setidaknya 500 orang pasukan terjun payung sudah menuju ke Kuwait, tambah para pejabat.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setidaknya 750 orang pasukan terjun payung akan segera ditugaskan ke wilayah tersebut.
Esper menambahkan bahwa pasukan tambahan dari Pasukan Respon Cepat (IRF) siap dikerahkan selama beberapa hari ke depan.
Kedutaan AS di ibu kota Irak, Baghdad, dievakuasi pada Selasa setelah ribuan demonstran yang marah berkumpul di luar gerbang kompleks untuk mengutuk agresi militer Washington yang menargetkan Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU) pada hari Ahad (29/12).
Para pemrotes menyerukan agar misi AS itu ditutup dan mendesak parlemen memerintahkan pasukan AS meninggalkan Irak.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Pasukan Amerika dikerahkan di dalam kompleks itu, menembakkan gas air mata, poni flash dan granat setrum untuk membubarkan massa. Namun, para demonstran Irak membobol tembok luar kompleks berkeamanan tinggi itu, melemparkan batu bata dan batu ke kamera pengintai di sekitar gedung. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan