Tanggapi Seruan Mohamed Ali, Protes di Mesir Masuki Hari Keempat

Giza, Mesir, MINA – Warga Mesir berdemonstrasi untuk hari keempat berturut-turut pada Rabu malam (23/9), sebagai tanggapan atas seruan Mohamed Ali untuk turun ke jalan dan bersatu melawan rezim yang berkuasa.

Sepanjang pemerintahannya, pemerintahan Presiden Abdel-Fattah Al-Sisi telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penyiksaan sistematis terhadap tahanan politik, pembunuhan di luar hukum, dan penggusuran rumah di seluruh negeri.

Dia juga dikritik karena penanganannya di Libya dan krisis Bendungan Renaisans, demikian MEMO melaporkan.

Warga di distrik Atfih di Giza membakar kendaraan keamanan, lapor Al-Araby Al-Jadeed.

Demonstran meneriakkan, “Keluar Sisi.”

Pasukan keamanan menembak orang banyak di daerah Kafr Qandil dan menggunakan gas air mata terhadap mereka.

Di desa Al-Atf di Kegubernuran Giza, selatan Kairo, para pengunjuk rasa meneriakkan, “Pergilah dan biarkan negara kita melihat cahaya.”

Di Minya Al-Hayit, Kegubernuran Fayoum, mereka berkata: “Tidak ada Tuhan selain Tuhan… Sisi adalah musuh Tuhan.”

Demonstrasi juga berlanjut di Al-Atf di Giza dan untuk pertama kalinya terjadi di kota Kerdasa dan di Qusiya, Asyut.

Protes tersebut bertepatan dengan peringatan 20 September 2019 demonstrasi melawan korupsi, yang juga diserukan oleh mantan kontraktor tentara Mohamed Ali.

Tahun lalu, Ali merilis serangkaian video yang menuduh rezim yang berkuasa, Presiden Al-Sisi dan keluarganya melakukan korupsi dan menghambur-hamburkan dana publik di saat rakyat Mesir semakin miskin.

Sebagian besar klip video protes yang beredar di media sosial berasal dari desa-desa di pedesaan dan kota-kota kecil Mesir.

Para komentator mengatakan bahwa kehadiran keamanan yang tinggi di alun-alun pusat di Kairo telah membuat protes di sana sulit terjadi.

Kebanyakan orang dalam klip video itu masih muda – berusia antara 14 dan 20 tahun – lapor Egypt Watch.

Mohamed Ali mengatakan bahwa protes telah membantu mendobrak batasan ketakutan yang dirasakan oleh rakyat biasa Mesir dan merupakan awal dari perjalanan untuk menggulingkan rezim.

Pengguna media sosial meminta para pengunjuk rasa untuk tetap berada di jalan dan terus memprotes sampai Al-Sisi digulingkan.

Mereka diminta untuk bergerak menuju Ibu Kota, ke lapangan yang telah ditutup oleh polisi, dan menyerbu Media Production City. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)