Tanpa Mengundang Palestina, Enam Menlu Arab Gelar Pertemuan

Amman, MINA – Para diplomat top dari enam negara yakni Arab Saudi, Kuwait, UEA, Bahrain, Mesir, dan Yordania mengadakan pembicaraan pada Kamis (31/1) yang bertujuan untuk mengoordinasikan kebijakan tentang berbagai konflik di kawasan tersebut.

Palestina tidak diundang pada pertemuan ini.

Pertemuan yang dilaksanakan di King Hussein bin Talal Convention Center di pantai Laut Mati, Amman,  juga membahas tujuan mencapai “keamanan dan stabilitas demi kepentingan kepentingan Arab.”

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan, para menteri “bertukar pandangan tentang masalah-masalah regional dan cara-cara kerja sama untuk mengatasi krisis regional.” Dia mengatakan pertemuan itu “positif dan produktif.”

“Pembicaraan yang berlangsung selama enam jam itu “positif, konstruktif, dan memungkinkan dialog luas dengan agenda terbuka tentang perkembangan di kawasan dan cara-cara untuk menghadapi tantangan bersama dan meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk melayani masalah dan kepentingan Arab,” kata Safadi.

Ia menggambarkan pertemuan itu sebagai ”konsultasi antara saudara dan teman.”

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sameh Shoukri dari Mesir, Sabah Khaled Al-Sabah dari Kuwait, Abdullah bin Zayed Al-Nahyan dari UEA, Khalid bin Ahmed Al-Khalifa dari Bahrain dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir.

“Pertemuan itu bertujuan menemukan cara untuk membawa Suriah kembali ke kelompok Arab,” ujar mantan Wakil Perdana Menteri Yordania Mamdouh Abadi kepada Arab News, sembari menambahkan bahwa fokusnya adalah masa depan Suriah bukan Iran.

Namun mantan penasihat kerajaan Yordania, Adnan Abu Odeh, mengatakan masalah Suriah rumit.

“Semua orang sekarang berpikir untuk membawa Suriah kembali ke Liga Arab dan upaya pembangunan kembali di Suriah. Tetapi Suriah membalikkan upaya dalam proses ketika mereka menandatangani perjanjian jangka panjang dengan Iran mengenai kerja sama ekonomi dan pembangunan kembali Suriah,” kata dia kepada Arab News.

Mantan Menteri Yordania Asma Khader mengatakan tujuan pertemuan tersebut adalah mencapai konsensus tentang masalah-masalah sulit.

“Sementara acara itu diadakan di sisi Laut Mati Yordania, akan lebih produktif jika seorang pejabat Palestina diundang,” ujarnya kepada Arab News. “Setiap pertemuan tanpa Palestina tidak akan mampu menghadapi tantangan regional terbesar dari perjuangan Palestina. Orang Arab biasa mendukung Iran dan Turki karena posisi mereka dalam masalah Palestina,” paparnya.

Para menteri luar negeri juga bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II, yang mendesak “pentingnya mengoordinasikan posisi-posisi Arab dalam masalah-masalah regional,” menurut pihak kerajaan. (T/R11/R06)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.