Washington, 12 Jumadil Awwal 1436/3 Maret 2015 (MINA) – Pasukan Amerika Serikat (AS) kini menargetkan warga London, Inggris, yang diyakini sebagai “Jihad John” algojo ISIS, kata seorang senator senior Demokrat.
Mohammed Emwazi lulusan London itu terbongkar oleh media pekan ini, diduga adalah algojo berbahasa Inggris yang bertanggung jawab atas pemancungan setidaknya lima sandera Barat yang disandera oleh kelompok ISIS di Suriah dan Irak.
Ketika ditanya “Apakah AS memburu Emwazi secara khusus?”, Senator Dianne Feinstein menjawab dengan tegas, “ya”, Arab News melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Oh ya. Dia target,” kata mantan Ketua Komite Intelijen Senat kepada televisi CBS dalam acara “Face the Nation”.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Ahli komputer kelahiran Kuwait itu diyakini berusia 26 atau 27 tahun, muncul pertama kalinya dalam video eksekusi jurnalis Amerika James Foley pada 2014.
Feinstein mengatakan, cerita Emwazi tentang ketidakpuasannya terhadap Barat, berbicara “masalah besar” yang berhadapan dengan negara-negara Barat.
“Apakah mereka merasa ditolak secara sosial, apakah mereka merasa tidak memiliki kesempatan, apakah mereka merasa negara ini anti-Muslim? Saya tidak tahu,” kata Feinstein.
Seorang mantan pejuang ISIS yang membelot dan mengaku sebagai Abu Ayman mengatakan kepada BBC tentang Emwazi yang kini menjadi orang paling diburu di dunia.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Ketika Abu Ayman dan Emwazi bertemu, mereka berdua hanya pejuang biasa bersama kelompok-kelompok Islam yang memerangi rezim Suriah.
Pejuang asing yang banyak dari Inggris berkumpul di sebuah kota bernama Atmeh di Suriah utara.
Atmeh adalah sebuah kamp pengungsi terpencil yang luas di atas bukit.
“Dia dingin. Dia tidak banyak bicara. Dia tidak akan bergabung dengan kami dalam shalat,” kata Abu Ayman tentang Emwazi.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Dia hanya akan shalat bersama teman-temannya. Saudara-saudara Inggris lainnya shalat bersama kami, tapi dia aneh.”
Abu Ayman menambahkan, bila saudara-saudara Inggris lainnya menyapanya ketika bertemu di jalan, dia memalingkan wajahnya. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan