Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tata Cara Shalat Gerhana

Ali Farkhan Tsani Editor : Arif R - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi shalat berjamaah (ist)

SHALAT GERHANA, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari, karena jarang terjadi, maka barangkali ada yang lupa, atau mengingatkan kembali, berikut tatacara shalat gerhana.

Kita mulai dari anjuran shalat gerhana matahari (qusuf) dan gerhana bulan (khusuf), berdasarkan hadits :

إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا، فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Demi Gaza, Warga Tunisia Rela Sumbangkan Kapal Langka Miliknya untuk Global Sumud Flotilla

Seruan memulai shalat gerhana antara lain disebutkan di dalam hadits:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمَّا كَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ إِنَّ الصَّلَاةَ جَامِعَةٌ.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru berkata, “Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka panggilannya dengan seruan, ‘Ashshalaatul jaami’ah’ (marilah mendirikan shalat secara berjamaah).” (H.R. Bukhari).

Adapun tatacara shalat gerhana adalah berdasarkan penjelasan dalam hadits, antara lain bersumber dari Aisyah radhiyallahu ‘Anha :

Baca Juga: Bebaskan Penjajahan Pikiran Menuju Pembebasan Al-Aqsa

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى بِالنَّاسِ فَأَطَالَ الْقِرَاءَةَ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَأَطَالَ الْقِرَاءَةَ وَهِيَ دُونَ قِرَاءَتِهِ الْأُولَى ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ دُونَ رُكُوعِهِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ قَامَ فَصَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَامَ فَقَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُرِيهِمَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ. رواه البخاري

Dari ‘Aisyah Radliyallahu ‘Anha, ia berkata: “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah. Maka beliau berdiri melaksanakan shalat bersama orang banyak. Beliau memanjangkan bacaan, lalu rukuk dengan memanjangkan rukuk. Kemudian mengangkat kepalanya, lalu membaca lagi dengan memanjangkan bacaannya, tapi tidak sebagaimana panjang bacaan yang pertama. Kemudian beliau rukuk lagi dengan memanjangkan rukuk, tapi tidak sepanjang rukuk yang pertama, lalu mengangkat kepalanya kemudian sujud dua kali. Beliau kemudian berdiri kembali dan mengerjakan seperti pada rakaat pertama.” (H.R. Bukhari).

Berdasarkan hadits tersebut, shalat gerhana terdiri dari dua rakaat, seperti shalat sunah pada umumnya. Namun yang membedakan yaitu pada setiap rakaatnya terdiri dari dua ruku.

Tatacara shalat gerhana selengkapnya sebagai berikut, setelah diawali dengan niat karena Allah :

Baca Juga: Al-Aqsa Simbol Persatuan Umat

Rakaat Pertama

  1. Takbiratul ihram.
  2. Membaca doa iftitah, disambung membaca Surat Al-Fatihah, dilanjutkan membaca surat atau ayat-ayat dari Al-Quran dengan bacaan agak panjang.
  3. Rukuk agak panjang.
  4. Bangkit dari rukuk, membaca lagi Surat Al-Fatihah dan surat atau ayat-ayat dari Al-Quran yang agak panjang, tetapi lebih pendek dari yang pertama.
  5. Rukuk lagi, yang dipanjangan tetapi sebih pendek dari rukuk pertama.
  6. Berdiri iktidal.
  7. Sujud dengan dua sujud seperti biasanya, hanya bacaannya agak panjang.
  8. Berdiri untuk melanjutkan rakaat yang kedua.

Rakaat Kedua

Rakaat kedua sama seperti tata cara pada rakaat pertama, yang diakhiri dengan tahiyyat/tasyahhud dan salam.

Setelah selesai menunaikan shalat gerhana ada khutbah yang berisi nasihat kepada kaum Muslimin. Isi khutbah mengingatkan umat Islam untuk memperbanyak istighfar, memohon ampun Allah, memperbanyak dzikir, menganjurkan sedekah dan kebaikan-kebaikan.

Baca Juga: Hikmah Maulid Nabi: Momentum Menyatukan Umat dan Bangsa

Sedangkan waktu shalatnya, para ulama bersepakat yaitu saat terjadinya gerhana. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Rasulullah Saw Membenci Perpecahan

Rekomendasi untuk Anda