Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taushiyah Ramadhan 1441H Dewan Pertimbangan MUI

kurnia - Rabu, 22 April 2020 - 17:04 WIB

Rabu, 22 April 2020 - 17:04 WIB

4 Views ㅤ

Prof. Din Syamsuddin. (Foto: dok MINA)

 

Jakarta, MINA – Ketua Dewan Pertimbangan Majlis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr Din Syamsuddin menyampaikan Taushiyah Ramadhan 1441 H / 2020 M.

Bulan suci Ramadhan 1441 H / 2020 M segera tiba. Nuansa penuh suka cita dalam menyambutnya sebagai bulan festival ibadah umat Islam yang penuh rahmat dan ampunan beriringan dengan suasana duka dan keprihatinan di tengah pandemi wabah corona.

Pemerintah dan rakyat Indonesia di mana umat Islam sebagai mayoritas sedang berikhtiar se-optimal mungkin secara ragawi dan rohani agar wabah corona segera berakhir sehingga kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara kembali kondusif.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!

Maka untuk memandu umat dan bangsa Indonesia dalam kondisi dan suasana tersebut, Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia menyampaikan Taushiyah sebagai berikut :

Pertama, menyongsong keagungan bulan Ramadhan ini mari sikapi dan hadapi pandemi corona dengan prasangka baik (husnudzan), hati tetap tenang, penuh kesabaran, berikhtiar dan yakin bahwa segala yang terjadi adalah atas takdir dan kehendak Allah SWT. Sejatinya virus corona juga mahluk Allah yang diturunkan ke muka bumi untuk menguji dan meningkatkan keimanan sebagai kaum muslimin.

Kedua, mari bertekad menguatkan lembaga keluarga dengan tetap semangat mensyiarkan ibadah di bulan Ramadhan dari rumah masing-masing; berpuasa dengan khusyu’, menunaikan shalat Rawatib dan shalat Taraweh berjamaah bersama keluarga di rumah, meningkatkan ibadah sunnah, penuh harap kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah (muraqabah), memperbanyak introspeksi diri (muhasabah), memperbanyak dzikir dan doa (dzikrullah), memperbanyak membaca Al-Qur’an (tilawatil Qur’an), sering bersuci untuk menjaga wudhu (daimul wudhu)’, menjaga fisik tetap sehat, disiplin bersih sesuai protokol kesehatan, bekerja dari rumah (work from home), beribadah di rumah (pray from home), bersilaturahim dari rumah, tetap rutin berolah raga, menjaga jarak sehat (physical distancing), dan memanfaatkan teknologi daring sebagai media berkumpul bersama saat sahur, berbuka puasa, dan menjalankan kajian-kajian keagamaan dan kemasyarakatan.

Ketiga, mari kita tingkatkan spirit gotong-royong dan solidaritas persaudaraan keislaman (ukhuwah Islamiyah), persaudaran kebangsaan (ukhuwah wathaniyah), persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah) untuk bersatu padu menanggulangi wabah corona. Saling membantu, saling menolong, dan berempati kepada saudara-saudara kita yang terinfeksi dan terdampak medis, sosial, dan ekonomi dari corona dalam semangat kepedulian.

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

Di antaranya dengan mempercepat membayar zakat mal di awal Ramadhan, serta memperbanyak infaq dan shadaqah baik dalam bentuk uang, makanan, obat-obatan, Alat Pelindung Diri (APD), pakaian dan apa saja yang sangat membantu dan dibutuhkan oleh saudara-saudara kita.

Keempat, menghimbau kepada lembaga penyiaran publik untuk menyajikan acara yang produktif, membangun solidaritas bersama, menghibur namun mendidik, dan menghindari penyajian tayangan acara yang kontraproduktif dengan kekhusyu’an bulan Ramadhan dan suasana keprihatinan rakyat yang tengah dilanda pandemi corona.

Kelima, menyampaikan dukungan dan semangat kepada seluruh tenaga medis dan relawan yang berada di barisan terdepan dalam penanganan wabah corona. Pemerintah hendaknya memastikan tercukupinya kebutuhan APD dan obat-obatan bagi mereka dan bagi rumah sakit rujukan, agar upaya penanganan dan penyembuhan pasien corona berjalan secara optimal dan efektif sehingga Indonesia kembali sehat.

Keenam, mensosialisasikan pandangan kemanusiaan terhadap saudara-saudara kita yang terpapar corona. Mari terus berikan dukungan kesembuhan dan kesehatan kepada mereka dengan tetap berpegang kepada mekanisme dan protokol kesehatan dari pemerintah.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

Jangan memandang mereka sebagai orang yang terdiskriminasi dan dianggap sebagai aib dan sampah masyarakat yang ditelantarkan termasuk menolak jenazahnya unttuk dimakamkan.

Ketujuh, dalam suasana keprihatinan pandemi corona seyogyanya menunda aktivitas mudik saat merayakan Idul Fitri untuk memutus mata rantai dan menekan penyebaran virus corona.

Perayaan Idul Fitri tahun ini hendaknya dijadikan momentum peningkatan solidaritas dan kesederhanaan, menghindari perilaku bersenang-senang yang melampaui batas, mubazir, dan menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang kurang bermanfaat dan tidak menjadi prioritas bagi upaya percepatan penanggulangan wabah corona secara medis, sosial, dan ekonomi. (A/R3/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

 

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Ramadhan 1445 H
Indonesia
Internasional