Arab Saudi menggelar penyelengaraan ibadah haji 1442 H pada Sabtu 17 Juli 2021 (8 Dzulhijjah 1442H) hingga Jumat, 23 Juli 2021 (13 Dzulhijjah 1442H).
Pelaksanaan ibadah haji 2021, sama seperti tahun lalu masih di tengah pandemi Covid-19, terbatas dikhususkan bagi warga Saudi dan ekspatriat yang sudah menetap di sana serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan telah menjalani prosedur karantina.
Kuota dibatasi hanya 60 ribu berasal dari 120 negara berbeda yang tinggal di Arab Saudi, mereka dipilih dari lebih 500 ribu calon jamaah yang mendaftar. Dari 60 ribu jamaah haji, sebagian adalah WNI yang menetap di Saudi.
Kegiatan haji menjadi saksi penerapan tindakan pencegahan tertinggi untuk memastikan keselamatan jamaah haji, dan mewujudkan musim haji yang sukses bebas dari infeksi virus corona dan penyakit epidemi lainnya.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Menteri Kesehatan Saudi Dr. Tawfiq Al-Rabiah mengumumkan pada hari Kamis (22/7), keberhasilan Rencana Kesehatan Haji 1442 Hijriah, menekankan bahwa musim haji ini bebas dari wabah virus corona dan penyakit epidemi lainnya.
Patut dicatat bahwa Arab Saudi telah memperkenalkan selama musim haji ini menggunakan sejumlah aplikasi teknologi tinggi dan modern, yang mendukung para jamaah untuk melaksanakan ibadah haji mereka dengan mudah dan nyaman, serta memenuhi persyaratan tindakan pencegahan dan protokol keshetan di masa pandemi.
Presiden Dewan Pimpinan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Syaikh Dr Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais menegaskan, pihaknya mengerahkan seluruh kadernya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah dan pengunjung Dua Masjid Suci.
Berbicara dalam simposium “Upaya Kerajaan Arab Saudi dalam Melayani Jamaah, Pengunjung Dua Masjid Suci selama Pandemi COVID-19”, yang diadakan secara virtual sebelum pelaksanaan ibadah haji tahun ini, Dr. Al-Sudais menegaskan Saudi memanfaatkan teknologi modern untuk pelayanan dan keamanan para jamaah.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Asisten Direktur Urusan Teknis dan Pelayanan Urusan Administrasi, Mansour Al-Mansoori, menjelaskan bDewan Pimpinan Umum, dalam rencana pembangunan komprehensif 2024, telah menetapkan rencana, strategi, dan tujuan untuk mengikuti Visi Kerajaan (2030), dengan menggunakan teknologi modern dan teknologi kecerdasan buatan dalam pelayanan Dua Masjid Suci.
Langkah-langkah tersebut termasuk mengintensifkan robot untuk sterilisasi di dalam Masjidil Haram, penggunaan nanofiber perak, gelang pintar dan layanan “Robot Fatwa”.
Berikut ulasannya:
Pakaian Ihram Nanofiber Perak
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Arab Saudi membuat pakaian Ihram menggunakan nanofiber perak. Pakaian dari kain katun dan serat nano untuk mencegah reproduksi bakteri ini dipakai para jamaah haji 2021.
Serat nano perak untuk pakaian Ihram, dikembangkan oleh penemunya dari Arab Saudi, Hamad Bin Ali Al Yami. Pakaian ini akan membantu meningkatkan tindakan pencegahan bakteri untuk keselamatan para jamaah.
Pakaian Ihram pria itu ketat. Sedangkan untuk jamaah perempuan bisa memakai pakaian biasa. Adalah penting bahwa setiap pakaian yang dikenakan dipilih dengan tujuan memasuki Ihram dan memastikannya melindungi kesopanan pemakainya.
Dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Nasional Arab Saudi SPA, Al-Yami mengatakan, dia memutuskan untuk menggunakan nanofiber perak pada kain Ihram setelah mengetahui bahwa bahan itu telah digunakan secara global untuk mensterilkan alat-alat bedah dan pakaian dokter di rumah sakit.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Hal yang paling mendorong Al-Yumi adalah penelitian yang dilakukan oleh “The Custodian of the Two Mosques Holy Mosques Institute for Hajj and Umrah Research” pada tahun 2008, dan mengandalkan nanoteknologi untuk memproduksi bahan anti-bakteri, anti-jamur dan anti-virus untuk memurnikan karpet di Dua Masjid Suci dan penutup Kakbah, yang menunjukkan penurunan pertumbuhan mikroba.
Kartu Pintar
Fitur dari kartu pintar yang diperkenalkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi ini mencakup komunikasi jarak dekat (NFC) dan barcode yang akan menyimpan informasi pribadi, medis, dan tempat tinggal. Kartu pintar juga dapat memandu para jamaah ke tempat tinggal mereka di tempat-tempat suci.
Menurut Hamad Al-Eshiwan, Direktur Pusat Media Kementerian Haji dan Umrah Saudi, kartu pintar itu diproduksi secara lokal dan diberikan kepada para jemaah tahun ini dan akan tersedia untuk para jamaah umrah di masa depan.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Setiap kartu diberi kode warna karena warna yang berbeda menghubungkan pemegang kartu ke rumah masing-masing di tempat suci. Mereka juga memungkinkan akses ke pintu pintar dan pintu masuk menuju tempat penginapan di tempat-tempat suci.
Selain informasi penting jamaah, kartu tersebut juga memudahkan jamaah untuk memeriksa rute perjalanan dan jadwal haji yang telah direncanakan sebelumnya. Melalui kartu ini, para jamaah dapat memilih makanan sehari-hari mereka, yang akan membantu menghindari tempat-tempat ramai.
Gelang Pintar Pemantau Kesehatan Jamaah
Arab Saudi meluncurkan untuk pertama kalinya proyek “Gelang Pintar untuk Para Jamaah Haji” tahun ini, yang akan memberikan layanan teknis lanjutan selama musim haji.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Layanan gelang pintar “Nusk”, yang diluncurkan oleh Saudi Data and Artificial Intelligence Authority (SDAIA) dan Program Layanan Tamu Tuhan, dan yang bekerja sama dengan Grup Perusahaan Telekomunikasi Saudi (STC), akan dilengkapi dengan GPS teknologi, tergantung pada konsep data dan Internet of Things (IoT).
Sebanyak 5.000 gelang didistribusikan di antara para jamaah secara eksperimental untuk haji tahun ini.
Layanan terpadu gelang akan mencakup data pribadi jemaah haji, dan status kesehatan mereka. Gelang ini akan memantau data status kesehatan mereka termasuk kadar oksigen darah dan denyut nadi.
Gelang juga akan meminta layanan bantuan medis atau keamanan darurat jika diperlukan.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Robot Sterilisasi Masjid
Dewan Pimpinan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengintensifkan kerja robot kecerdasan buatan (AI) untuk sterilisasi, pengendalian wabah, dan pendistribusian air Zamzam di Masjidil Haram.
Hal tersebut sejalan dengan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan tindakan pencegahan dan protokol kesehatan yang ketat, untuk menjaga keselamatan para jamaah.
Kecerdasan buatan digunakan dalam mengoperasikan robot di dalam Masjidil Haram sesuai dengan peta yang diprogram melalui peta (Google Map) dan mencakup semua bagiannya, melalui jalur khusus untuk memasukkan halaman Mataf, Al-Masaa dan semua fasilitas Masjidil Haram.
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
Penggunaan robot khusus dalam proses sterilisasi melalui enam tingkat, penyemprotan sterilizer dicampur dengan air mawar pada skala satu setengah meter, dan masing-masing robot mencakup area seluas 600 meter dari halaman Masjidil Haram, dengan jumlah alat sterilisasi lebih dari 23,8 liter, dengan tingkat konsumsi dua liter per jam, dan kemampuan untuk bekerja sekitar jam.
Pelaksanaan ini yang pertama dari jenisnya di Saudi, menghadapi tantangan lingkungan dan menggunakan “digitalisasi” untuk mencakup area yang luas dalam sterilisasi melalui teknologi.
Inisiatif yang diluncurkan dan memanfaatkan teknik untuk mengidentifikasi bahasa dengan suara, gambar, dan panas, dalam menyediakan perangkat otomatis seluler terbaru yang secara langsung terhubung ke sistem pemrosesan pusat dan basis data pintar, yang pada gilirannya menyimpan data dan menggunakannya dalam perencanaan, manajemen operasi dan pengambilan keputusan proaktif.
Di antara inisiatif kualitatif yang disajikan adalah robot sterilisasi otomatis yang mendistribusikan botol air Zamzam.
Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu
Layanan “Robot Fatwa”
Kementerian Agama Islam, Dakwah dan Bimbingan yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Teknologi Informasi meluncurkan layanan “Robot Fatwa” saat musim haji 2021.
Layanan ini bertujuan untuk mengeluarkan keputusan dan konsultasi agama kepada para jamaah haji, sebuah langkah yang dianggap sebagai yang pertama di bidang keputusan dan konsultasi agama. Layanan ini bertujuan untuk meningkatkan protokol kesehatan melalui jarak sosial.
Layanan roaming ini, yang saat ini beroperasi di Namirah dan Masjidil Haram, akan memungkinkan komunikasi visual langsung antara jamaah dan tim Mufti dari Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan, dan akan memfasilitasi penerbitan Fatwa jarak jauh dalam berbagai bahasa.
Baca Juga: RSIA Indonesia di Gaza, Mimpi Maemuna Center yang Perlahan Terwujud
Melalui layanan ini, Kementerian telah berupaya menerapkan standar teknologi internasional terbaik, sejalan dengan komitmennya terhadap Visi Saudi 2030, dan menerapkan protokol kesehatan yang melekat pada haji tahun ini.
Layanan “Robot Kesehatan”
Sejak musim haji 2019, Kementerian Kesehatan Arab Saudi sudah memperkenalkan robot haji pertama yang memberikan konsultasi dan pemeriksaan medis jarak jauh dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Asisten profesor AI di Universitas Umm Al-Qura, Tahani Al-Subait, mengatakan kepada Arab News bahwa seorang dokter di Riyadh, misalnya, dapat memberikan bantuan medis melalui robot kepada seorang pasien di tempat-tempat suci. “Dokter dapat memantau robot dari jarak jauh dan memerintahkannya untuk mengukur suhu pasien dan memeriksa denyut nadi mereka dengan stetoskop,” katanya.
Haji 2021 tidak diragukan lagi merupakan musim yang luar biasa dengan semua layanan yang inovatif dan berkualitas tinggi.(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)