Washington, 12 Jumadil Awwal 1438/10 Februari 2017 (MINA) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping berbicara melalui telepon pada Kamis (9/2) malam waktu setempat. Itu percakapan pertama antara dua pemimpin sejak Trump dilantik.
Gedung Putih mengungkapkan Xi dan Trump membahas berbagai topik dan Trump berkomitmen untuk menghormati kebijakan satu Cina (one China policy) seperti yang diminta Xi.
Sementara Kementerian Luar Negeri Cina menerangkan, Xi mengatakan kepada Trump bahwa kedua negara menghadapi lanskap global yang kompleks dan tantangan tak terbilang jumlahnya sehingga Beijing dan Washington perlu memperkuat kerjasama.
“Xi juga mengatakan ia menghargai ketegasan Trump bahwa pemerintah AS akan mematuhi kebijakan satu Cina,” ujar Kementerian Luar Negeri Cina seperti dilansir CNN yang dikutip MINA.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Sejak tepilih sebagai presiden November lalu, Trump telah menantang Beijing mengenai beberapa isu. Yang pling kontroversial raja realestat itu mengguncang protokol diplomatik dengan mempertanyakan kebijakan lama AS mengenai Taiwan.
Di samping mengatakan AS akan mempertimbangkan kemerdekaan Taiwan, Trump juga secara eksplisit mempertanyakan kebijakan satu Cina yang menjadi dasar hubungan bilateral AS-Cina.
Cina memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan, sejak 1979, AS mengakui klaim Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari teritorium Cina. Hubungan AS-China diatur oleh seperangkat protokol yang dikenal sebagai one China policy.
Paul Haenle, Direktur Carnegie-Tsinghua Center based in Beijing yang berbasis di Beijing, mengatakan panggilan telepon tersebut merupakan langkah positif yang akan memungkinkan kedua negara mengatasi sejumlah tantangan seperti Korea Utara dan hubungan dagang.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Sebelum menjabat, Trump telah menimbulkan gesekan dalam hubungan bilateral dengan menerima telepon Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, memaksa China untuk mengajukan protes resmi.
Dalam sebuah wawancara di Januari dengan Wall Street Journal, Trump mengatakan, “Semuanya dalam proses negosiasi, termasuk ‘One China’.
Percakapan antara Trump dan Xi datang sehari sebelum Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tiba di Washington–pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Trump di Gedung Putih.
Selama masa kampanye, Trump telah secara konsisten berbicara keras terkait Cina, khususnya masalah perdagangan. Dia berjanji akan melabelkan Cina sebagai manipulator mata uang di hari pertama pemerintahannya–tapi itu tidak dilakukan.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Shen Dingli, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Fudan di Shanghai, mengatakan kepada CNN bulan lalu bahwa Taiwan adalah garis merah bagi para pemimpin Cina. “Taiwan bagi kami bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar,” kata Shen.
“Jika Trump masih memainkan kartu Taiwan maka Cina dan Amerika Serikat akan terlibat konfrontasi yang sangat serius. Mudah-mudahan itu bukan yang dinginkan Trump terjadi.” (T/R11/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas